Jenazah Ibu Patmi Dimakamkan di Pati, Disambut Ratusan Warga

22 Maret 2017 2:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Keluarga Patmi, petani Kendeng. (Foto: ANTARA/Risky Andrianto)
Jenazah petani Kendeng dari Pati, Patmi sudah tiba di kampung halaman sekitar pukul 20.20 WIB. Ratusan warga sudah menunggu kedatangan jenazah tersebut di kediaman Patmi di Desa Larangan RT 3 RW 1, Kecamatan Tambakromo, Pati, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Isak tangis keluarga pecah setelah peti jenazah dibuka anggota keluarga untuk memastikan peti tersebut berisi jenazah Patmi. Sekitar pukul 21.00 WIB, Patmi dimakamkan di pemakaman desa setempat yang berjarak 1 kilometer dari rumah duka.
Sri Utami, anak Patmi, mengaku sudah merelakan kepergian ibunda karena niatnya ke Jakarta memang untuk berjuang. Sementara itu, rekan seperjuangan Patmi, Gunretno, mengatakan, dirinya juga sempat terkejut dengan meninggalnya Patmi. Sebab selama di Jakarta dirinya selalu berada di dekat Patmi dan kondisinya baik-baik saja.
"Saya juga ingin menyampaikan bahwa almarhumah di Jakarta dalam kondisi sehat," ujarnya lagi.
Para partisipan aksi tolak semen Kendeng (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Saat Patmi dinyatakan meninggal, Gunretno langsung menghubungi suami Patmi. Dia juga sempat menanyakan apakah Patmi berpamitan atau tidak.
ADVERTISEMENT
"Suaminya sudah megizinkan untuk berjuang demi Pegunungan Kendeng," ujar dia lagi.
Duka juga menyelimuti hati rekan Patmi lainnya, Suparmi. Keduanya sempat saling bercanda sebelum Patmi dinyatakan tiada. Menurut Suparmi, Patmi adalah sosok yang suka membantu.
"Selesai aksi, saya sempat bercanda berdua," ujarnya pula.
Patmi dikabarkan meninggal sekitar pukul 02.55 WIB menjelang sampai di Rumah Sakit St Carolus Salemba, Jakarta. Pihak RS St Carolus menyatakan bahwa Patmi meninggal mendadak karena diduga terkena serangan jantung. Keluarga di Pati mengetahui kabar meninggal almarhumah sekitar pukul 04.00 WIB.
Ucapan bela sungkawa lewat karangan bunga datang dari berbagai pihak, di antaranya dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Kepala Staf Kepresidenan, Deputi V Kantor Staf Presiden, keluarga besar Walhi, Komnas Perempuan, YLBHI, Serikat Paguyupan Petani Qaryah Thayyibah, serta sejumlah politisi.
ADVERTISEMENT