Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Jenazah Pelaku Teror yang Serang Polda Sumut Ditolak Warga
28 Juni 2017 16:14 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Jenazah Ardial Ramadhana, terduga teroris yang menyerang Polda Sumatera Utara (Sumut) ditolak warga Tembung, Deliserdang.
ADVERTISEMENT
Seperti dikutip dari akun resmi instagram @poldasumaterautara, Rabu (28/6), puluhan warga, berkumpul di dekat rumah Ardial.
Ardial sendiri tewas ditembak karena menyerbu Polda Sumut bersama rekannya pada Minggu (25/6). Seorang petugas polisi juga tewas karena penyerangan itu. Sedang rekan Ardial ditangkap hidup, petugas polisi yang lain.
Ardial dan rekannya diduga terkait ISIS.
Berikut keterangan Polda Sumut:
Puluhan warga yang tinggal di Jalan Makmur, Dusun V, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Tembung, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, melakukan aksi penolakan terhadap jenazah terduga teroris Ardial Ramadhana.
Mereka berkumpul di dekat rumah orangtua Ardial Ramadhana yang berlokasi di Gang Dahlia No.33, setelah mendapat info bahwa jenazah akan diserahkan dari Polda Sumatera Utara ke pihak keluarga. "Kami dapat informasi katanya jenazah hari ini diserahkan. Terus terang saja, kami menolak jenazah dibawa ke kampung ini," ujar Pujiono, salah seorang warga jalan makmur.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, warga tidak terima ada teroris yang berada di kampung mereka.
Aksi ini di warnai warga dengan membawa kain putih yang bertuliskan kalimat penolakan terhadap kedatangan jenazah. Selain itu mereka juga membuat tulisan di jalan "TOLAK ISIS " dengan menggunakan pilox "Aksi ini merupakan bentuk penolakan warga terhadap teroris ISIS. Kami tak mau masyarakat luas berpikir kalau kampung kami datang teroris," ketusnya.
Penolakan ini juga dipertegas oleh seorang bilal mayat bernama Pangihutan Nainggolan (66), warga Jalan Makmur, Dusun V, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Tembung, Kabupaten Deliserdang.
Dia menolak kedatangan Ardial Ramadhana, karena diduga merupakan jaringan teroris ISIS. Pangihutan menegaskan pada masyarakat bahwa perbuatan teror tidak dapat diterima oleh umat muslim. "Saya selaku Bilal di desa ini, menegaskan tidak akan mensalatkan jenazah teroris. Apapun ceritanya, jenazah itu harus dibawa pergi dari kampung ini," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Pangihutan menambahkan, mereka tidak mau Desa Sambirejo ditandai oleh masyarakat luas sebagai sarang teroris.
"Desa ini dihuni oleh umat muslim yang mempedomani Islam Rahmatan Lilalamin," ungkapnya.
#KAMITIDAKTAKUT
#LAWANTERORIS