Jenazah Perawat Positif Corona yang Ditolak Warga Akhirnya Tak Dikubur di TPU

10 April 2020 12:14 WIB
Petugas medis membawa jenazah virus corona di RS Wyckoff, AS. Foto: REUTERS/Andrew Kelly
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis membawa jenazah virus corona di RS Wyckoff, AS. Foto: REUTERS/Andrew Kelly
ADVERTISEMENT
Kabar duka di Kota Semarang terkait virus Corona datang dari tenaga medis. Kamis (9/4) seorang perawat di RSUP dr Kariadi meninggal dunia setelah dinyatakan positif COVID-19. Miris, jenazahnya sempat ditolak saat akan dimakamkan.
ADVERTISEMENT
Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah, Edy Wuryanto, membenarkan kabar duka tersebut. Edy juga membenarkan kabar penolakan pemakaman perawat tersebut.
"Ada penolakan betul, jadi memang ada segelintir warga yang tidak tahu persoalannya mungkin stigmanya berlebihan, kekhawatiran tinggi, panik, takut khawatir menular mungkin sehingga warga menolak," ucap Edy saat dihubungi, Jumat (10/4).
Edy mengatakan, perawat tersebut akhirnya dimakamkan di komplek pemakaman keluarga dr Kariadi yang masih satu areal dengan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bergota, Randusari, Semarang.
"Iya jadi akhirnya yang bersangkutan dimakamkan di makam keluarga dr Kariadi, pahlawan nasional yang namanya diabadikan di RS Kariadi," kata Edy.
Ilustrasi Corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
Peristiwa penolakan, kata Edy, menjadi keprihatinan dan kekecewaan para perawat di Indonesia dan PPNI.
ADVERTISEMENT
Edy mengatakan, seharusnya para perawat dihargai dan dihormati. Apalagi dalam masa pandemi COVID-19 ini, di mana perawat mempertaruhkan nyawa saat bekerja.
"Tapi dengan respons masyarakat seperti itu sungguh sangat menyakitkan," ucap Edy.
Edy mengatakan, perawat tersebut meninggal dunia karena virus corona setelah bekerja menangani pasien COVID-19. Perawat tersebut berjenis kelamin perempuan.
"Kalau di Jateng tenaga medis yang wafat udah ada 2 karena COVID-19. Tapi yang memberikan pelayanan langsung baru satu ini, artinya merawat yang positif," ucapnya.