Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Jenderal Dudung ke Prajurit TNI AD: Jangan Demonstrasikan Kebodohan
23 November 2021 15:15 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Jenderal TNI Dudung Abdurachman resmi menjabat KSAD usai dilantik Presiden Jokowi pada (17/11). Ia menggantikan Jenderal TNI Andika Perkasa yang menjadi Panglima TNI.
ADVERTISEMENT
Dalam hari pertamanya berdinas di Mabes TNI AD, Jenderal TNI Dudung melakukan entry briefing untuk menyampaikan visi dan misinya sebagai KSAD.
Dalam briefingnya, Dudung menjelaskan pembangunan postur TNI AD ke depan yang harus diwujudkan dengan berbasis prioritas, logis, konsisten, dan berorientasi pada waktu.
Mantan Pangkostrad itu menuturkan, dua tahun terakhir merupakan tahun yang berat bagi perekonomian Indonesia akibat pandemi COVID-19 berkepanjangan. COVID-19 telah mendorong pemerintah mengeluarkan kebijakan refocusing dan realokasi anggaran yang tentunya berdampak juga pada anggaran pertahanan.
"Dampak dari pandemi COVID-19 pada perekonomian dan keuangan diperkirakan bukan hanya berdampak pada tahun ini saja, tetapi juga dapat berlanjut untuk beberapa tahun ke depan," kata Dudung dalam keterangannya, Selasa (23/11).
ADVERTISEMENT
Dudung menegaskan, TNI AD perlu merespons langkah yang diambil pemerintah dengan pengelolaan anggaran yang efisien namun tetap menghasilkan postur TNI AD yang optimal.
Keadaan sulit ini menjadi peluang untuk berbenah diri dengan melakukan perubahan dan penataan organisasi yang sudah ada dan meminimalisir pengadaan, secara bijaksana dan tepat.
Dudung menyadari perlu perubahan kultur dalam organisasi TNI AD. Eks Pangdam Jaya itu menekankan kepada prajuritnya harus selalu lakukan kegiatan yang bermakna. "Jangan mendemonstrasikan kebodohan,” ucap dia.
Kalimat itu mengandung makna bahwa prajurit TNI AD harus memiliki kultur esensial dengan mengetahui esensi dari setiap kegiatan baik latihan, maupun tugas operasi. Latihan bukan sekadar menjalankan program, namun harus bermakna sesuai dengan realitas pertempuran.
ADVERTISEMENT
"Latihan tidak harus selalu menang, agar dapat mengetahui kelemahan-kelemahan yang perlu ditingkatkan. Serta, latihan harus dapat mengintegrasikan seluruh komponen organisasi secara menyeluruh agar dapat mengetahui interaksi dan kesesuaian antar komponen tersebut," kata Dudung.
Lebih lanjut, Dudung memiliki komitmen dapat melanjutkan transformasi TNI AD yang realistis. Ia sudah memikirkan bagaimana membangun postur TNI AD dengan prinsip 'Low cost-High Impact' atau menggunakan anggaran seminimal mungkin.
"TNI AD sebagai mesin perang memiliki beberapa komponen yang berhubungan satu dan lainnya, di mana harus berfungsi dengan baik, agar mesin dapat berjalan dengan optimal," tutup dia.