Jepang Ajak Indonesia Kerja Sama saat Ketuai G7 dan ASEAN

17 Desember 2022 11:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji, memberikan sambutan saat memperingati Hari Pasukan Bela Diri Jepang ke-68 di Hotel Indonesia Kempinski pada Jumat (16/12). Foto: Jemima Shalimar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji, memberikan sambutan saat memperingati Hari Pasukan Bela Diri Jepang ke-68 di Hotel Indonesia Kempinski pada Jumat (16/12). Foto: Jemima Shalimar/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji, meyakini Jepang dan Indonesia dapat bekerja sama saat masing-masing negara mengepalai Group of 7 (G7) dan ASEAN pada 2023.
ADVERTISEMENT
Setelah berhasil menghelat G20 pada November 2022, Indonesia kembali dipercaya untuk mengemban Keketuaan ASEAN pada 2023.
Sepanjang tahun mendatang, organisasi geopolitik tersebut berniat menyediakan penyelesaian bagi berbagai isu strategis di kawasan.
Gelaran ini mengadopsi tema 'ASEAN Matters: Epicentrum of Growth'. Indonesia telah menegaskan, ASEAN harus menjadi kawasan yang stabil dan damai, serta berperan sebagai jangkar stabilitas dunia.
Sedangkan Jepang berencana mengirimkan pesan perdamaian saat menggelar KTT para pemimpin G7 di kota yang dihancurkan bom atom Amerika Serikat (AS) pada 6 Agustus 1945, yakni Hiroshima.
G7 merupakan kelompok yang terdiri dari tujuh ekonomi maju di dunia. Forum politik tersebut mencakup tiga negara dengan kekuatan nuklir— Inggris, Prancis, dan AS—serta Kanada, Jerman, Italia, dan Jepang. Uni Eropa juga tergabung dalam G7.
ADVERTISEMENT
"Indonesia adalah ketua di ASEAN dan Jepang adalah ketua G7. Jadi saya pikir kita bisa mengoordinasikan posisi kita ketika kita berbicara tentang isu-isu global," ujar Kenji saat peringatan Hari Pasukan Bela Diri Jepang ke-68 di Hotel Indonesia Kempinski pada Jumat (16/12).
Atase Pertahanan Kedutaan Besar Jepang, Kapten Mizuno Hidenori, beserta istrinya (kiri), Rektor Universitas Pertahanan, Amarulla Octavian (tengah), dan Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji, beserta istrinya (kanan) pada Jumat (16/12). Foto: Jemima Shalimar/kumparan
Kedua negara akan memprioritaskan berbagai isu seperti ketahanan pangan, ketahanan energi, kerja sama keuangan, hingga gangguan rantai pasok global. Kenji mengatakan, imbas dari invasi Rusia ke Ukraina mendapatkan sorotan khusus dari Indonesia dan Jepang.
"Tentu saja, invasi Rusia ke Ukraina adalah satu hal dan harga makanan dan energi menjadi perhatian besar lainnya sebagai negara ketua ASEAN dan G7," ungkap Kenji.
"Menurut saya bagaimana mengamankan energi dan makanan di bagian dunia ini menjadi perhatian besar bagi kita berdua," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Saat membahas tentang kerja sama dengan ASEAN, dia menyinggung bidang pertahanan. Sebab, Kenji meyakini, terdapat ancaman dari pihak-pihak yang berniat mengubah status quo dengan kekerasan.
"Tentunya keamanan ASEAN menjadi perhatian utama kita ketika berbicara tentang kerja sama antara Jepang dan ASEAN," kata dia.
Jepang telah mengadopsi strategi keamanan nasional baru pada Jumat (16/12). Strategi tersebut menyusun kebijakan seperti meningkatkan anggaran pertahanan menjadi 2 persen dari PDB pada 2027. Jepang turut mempertimbangkan pembelian rudal jarak jauh AS.
Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji, pada acara peringatan Hari Pasukan Bela Diri Jepang ke-68 di Hotel Indonesia Kempinski pada Jumat (16/12). Foto: Jemima Shalimar/kumparan
Selain memperkuat pertahanan nasional, pihaknya juga meningkatkan hubungan bilateral, termasuk dengan Indonesia.
Kenji kemudian membahas berbagai program kerja sama yang telah terjalin sepanjang tahun ini. Salah satu pencapaian paling simbolis baginya adalah partisipasi Angkatan Darat Bela Diri Jepang dalam latihan militer bersama Super Garuda Shield pada 1-14 Agustus 2022.
ADVERTISEMENT
Selain latma tersebut, Indonesia juga berkesempatan menjadi tuan rumah untuk Triangular Partnership Program (TPP) PBB.
Selama kegiatan ini, Jepang menggelar pelatihan bagi personel militer Indonesia dari 8 Agustus hingga 16 September.
Pun kedua negara mengembangkan program pertukaran pendidikan bagi otoritas pertahanan. Akademi Pertahanan Nasional (NDA) Jepang telah menerima taruna TNI selama bertahun-tahun, termasuk mahasiswa PhD pertama dari Indonesia pada 2022.
"Indonesia, tentu saja, merupakan mitra yang sangat penting bagi kami," tutur Kenji.
"Saya mengharapkan perkembangan lebih lanjut dari hubungan antara Jepang dan Indonesia," tambah dia.