Jepang dan UNICEF Gelontorkan Rp 54 Miliar Bantu MBG di Biak Numfor

24 Februari 2025 17:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kedubes Jepang untuk RI Yasushi Masaki dan UNICEF Indonesia Maniza Zaman menandatangani kerja sama penyokong makan bergizi gratis (MBG) untuk anak Papua, di Jakarta, Senin (24/4/2025). Foto: Tiara Hasna/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kedubes Jepang untuk RI Yasushi Masaki dan UNICEF Indonesia Maniza Zaman menandatangani kerja sama penyokong makan bergizi gratis (MBG) untuk anak Papua, di Jakarta, Senin (24/4/2025). Foto: Tiara Hasna/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah Jepang dan UNICEF menandatangani kerja sama untuk meningkatkan pembelajaran, gizi, dan kualitas kualitas hidup anak-anak di Kabupaten Biak Numfor, Papua.
ADVERTISEMENT
Program akan berlangsung selama dua tahun mulai April 2025, dengan anggaran sebesar USD 3,34 juta (setara Rp 54 miliar).
Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Yasushi Masaki, dan Perwakilan UNICEF Indonesia, Maniza Zaman, menyepakati proyek ini di Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, Senin (24/2).
Kedubes Jepang untuk RI Yasushi Masaki memberikan sambutan usai menandatangani kerja sama penyokong makan bergizi gratis (MBG) untuk anak Papua, di Jakarta, Senin (24/4/2025). Foto: Tiara Hasna/kumparan
Kolaborasi ini akan menyokong penyediaan MBG (Makan Bergizi Gratis) serta peningkatan literasi dan kesadaran gizi bagi anak-anak dan tenaga pendidik.
Targetnya, sebanyak 2.500 anak akan menerima makanan bergizi melalui dapur pusat yang dibangun Pemerintah Indonesia di Biak.
Selain itu, 150 guru dan kepala sekolah akan mendapat pelatihan untuk meningkatkan metode pengajaran, sementara 2.500 orang tua akan dibekali edukasi tentang gizi.
UNICEF juga akan mengirimkan spesialis gizi untuk mendukung para ahli gizi dan juru masak yang direkrut oleh Pemerintah Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kerja sama ini, menurut Dubes Masaki, merupakan bentuk dukungan terhadap visi Presiden Prabowo dalam meningkatkan gizi anak Indonesia.
Ia juga mejelaskan konsep Shokuiku, sistem pendidikan gizi di Jepang yang mengajarkan anak-anak untuk memahami pentingnya pola makan sehat.
“Di Jepang, kami percaya bahwa makanan adalah kunci untuk mencegah penyakit dan menjaga kesehatan. Konsep Shokuiku mengajarkan anak-anak untuk memahami makanan dan kebiasaan makan sehat, yang dapat diterapkan sepanjang hidup mereka. Pendekatan ini juga bisa efektif dalam mengatasi stunting,” ujar Masaki di hadapan media, Senin (24/2).
Selain program MBG, proyek ini juga akan selaras dengan sektor perikanan.
Jepang sebelumnya telah membangun pelabuhan perikanan, fasilitas pembekuan, dan pasar ikan di enam pulau terpencil, termasuk Biak, melalui hibah JICA.
ADVERTISEMENT
Ikan hasil tangkapan dari pelabuhan Biak akan dimanfaatkan sebagai bahan makanan bergizi bagi anak-anak di sekolah.
Turut hadir dalam acara ini Direktur National Nutritional Fulfillment System Badan Gizi Nasional, Nurjaeni, serta perwakilan UNICEF di Indonesia.
Dalam sambutannya, baik perwakilan BGN dan UNICEF menyampaikan harapannya program ini dapat mengatasi masalah stunting dan kekurangan gizi di Papua serta menciptakan sistem makanan sekolah yang berkelanjutan di Indonesia.
Jepang dan UNICEF juga berencana mengembangkan perangkat edukasi gizi yang bisa digunakan di seluruh Indonesia.