Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
Jepang Ingin Perluas Wisata Ramah Muslim dan Dorong Impor Kuliner Halal ke RI
17 Maret 2025 22:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, menggelar buka puasa bersama dengan sejumlah tokoh Muslim Indonesia di kediamannya, di kawasan Jakarta Selatan, Senin (17/3).
ADVERTISEMENT
Acara ini menjadi ajang dialog mengenai penguatan hubungan Jepang dengan komunitas Muslim, termasuk pengembangan wisata halal dan kemudahan impor kuliner Jepang bersertifikat halal ke Indonesia.
Sejak 2004, Jepang aktif menjalin kerja sama dengan pondok pesantren dan pusat kajian Islam.
Lebih dari 200 pimpinan pesantren telah diundang ke Jepang dalam program pertukaran budaya. Namun, mulai tahun ini program tersebut yang sebelumnya diadakan setiap tahun akan berlangsung dua tahun sekali.
“Kami ingin terus memperkuat hubungan dengan komunitas Muslim Indonesia. Program ini sangat penting untuk membangun saling pengertian,” ujar Yasushi.
Ia menambahkan, meski Islam merupakan agama minoritas di Jepang, pihaknya berupaya menciptakan lingkungan yang lebih ramah bagi wisatawan Muslim.
Salah satu fokus utama Jepang adalah pengembangan wisata halal. Sejumlah restoran dan hotel telah menyediakan makanan bersertifikat halal serta fasilitas ibadah.
ADVERTISEMENT
“Jadi halal sangat penting bagi warga anda, tetapi juga Jepang. Jika kita ingin memperkuat hubungan kita, antar-masyarakat, kita harus menghormati. Jadi sekarang kita sedang melakukannya,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Salmah Orbayinah, menyambut baik langkah ini dan menekankan pentingnya kolaborasi yang lebih luas.
“Jepang dikenal dengan inovasi dan disiplinnya. Kerja sama ini bukan hanya soal wisata, tapi juga bisa berdampak pada pendidikan dan pemberdayaan ekonomi umat,” ujarnya.
Program pertukaran ini membantu masyarakat Jepang mengenal Islam lebih dekat. Hal itu disampaikan Rektor Universitas Islam Internasional, Prof. Jamhari, dalam sambutannya.
“Dulu, banyak orang Jepang hanya tahu Islam dari media. Dengan adanya interaksi langsung, mereka bisa melihat sendiri bagaimana Muslim hidup dan beribadah,” katanya di hadapan tamu dan Dubes Yasushi.
ADVERTISEMENT
Saat ditemui usai jeda berbuka puasa, Dubes Jepang juga menjelaskan bahwa negaranya membuka peluang kerja sama dengan media dan akademisi untuk memperluas jangkauan program pertukaran.
“Kami ingin lebih banyak jurnalis dan mahasiswa datang ke Jepang, melihat langsung budaya kami, dan membangun pemahaman yang lebih baik,” tutur Yasushi.