Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Jepang Mulai Izinkan Turis Masuk, tapi Harus Punya Asuransi Kesehatan
8 Juni 2022 1:45 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Jepang berencana melonggarkan perjalanan untuk turis asing setelah kasus COVID-19 mulai melanda. Namun para pelancong yang masuk negara diwajibkan memakai masker.
ADVERTISEMENT
Selain masih harus memakai masker, para turis yang ingin berkunjung ke negara matahari terbit itu harus memiliki asuransi kesehatan dan pendampingan selama perjalanan.
Rencananya, pembukaan wisata Jepang untuk fase pertama dimulai pada 10 Juni 2022.
Dalam pedoman perjalanan yang ditetapkan Badan Pariwisata Jepang (JTA), para pemandu agen perjalanan diimbau tetap mengingatkan para tamunya agar tetap mengenakan masker dan mematuhi protokol kesehatan.
“Pemandu wisata harus sering mengingatkan peserta tur tentang tindakan pencegahan infeksi yang diperlukan, termasuk mengenakan dan melepas masker, di setiap tahap tur,” begitu bunyi pedoman JTA sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu (8/6).
"Bahkan di luar ruangan, pemakaian masker harus berlanjut dalam situasi di mana orang berbicara dalam jarak dekat," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Kabar pembukaan Jepang untuk para turis ini mejadi kabar segar bagi para penikmat perjalanan. Sebab, Jepang menjadi salah satu negara paling ketat selama pandemi ini.
Jepang sebelumnya memberlakukan kontrol ketat perbatasan dan pintu masuk. Bahkan, akses hampir tertutup selain untuk warga Jepang.
Namun seiring meredanya pandemi. Beberapa negara mulai melonggarkan perbatasan, Jepang juga melonggarkan aturannya.
Pelonggaran di Jepang ditandai saat Perdana Menteri, Fumio Kishida, berjanji untuk menyelaraskan langkah-langkah perbatasan dengan negara-negara kaya lainnya.
Pemerintah Jepang juga baru-baru ini mulai melonggarkan penggunaan masker untuk masyarakat, meskipun masyarakat yang menggunakan masker masih ditemukan di mana-mana.
Sebab, mengenakan masker sudah lama menjadi kebiasaan warga Jepang. Mencegah penyebaran kuman dan melindungi pernapasan dari debu adalah hal biasa di Jepang sebelum pandemi virus corona.
ADVERTISEMENT
Dalam hal rencana pelonggaran untuk turis, Jepang sebelumnya telah melakukan uji perjalanan kelompok dengan jumlah sekitar 50 orang. Kebanyakan dari mereka adalah agen perjalanan, tetapi salah satu peserta dinyatakan positif COVID.
James Jang, agen perjalanan dari Australia yang ikut serta dalam uji tour tersebut, mengatakan, aturan yang tetap mengenakan masker dan pemandu wisata kemungkinan akan menunda rencana orang melakukan perjalan ke Jepang.
"Klien akan baik-baik saja dengan mengenakan masker di dalam ruangan tetapi memakainya 24 jam itu merepotkan," kata Jang.
Pemandu juga dianggap bisa dianggap sebagai penghambat, karena menyangkut biaya dan fleksibilitas dalam melakukan perjalanan.