Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Jerman Amankan Tanker 'Armada Bayangan' Rusia yang Terdampar di Perairannya
12 Januari 2025 3:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Jerman juga menyebut, tanker ini merupakan 'armada bayangan' Rusia untuk menghindari sanksi dari negara-negara Eropa.
Menurut keterangan Komando Pusat Kedaruratan Maritim Jerman, pada Jumat (10/1), tanker ini tengah berlayar di perairan utara Jerman. Lalu mesin mereka mogok, dan kapal kehilangan kemampuan bermanuver sejak Kamis hingga Jumat itu.
Saat kapal terombang-ambing di laut, menteri luar negeri Jerman, Annalena Baerbock menyalahkan Rusia yang mengirim kapal-kapal bobrok untuk menghindari embargo minyak mentah. Mereka menyebut, langkah Rusia ini juga ancaman bagi keamanan Eropa.
Untuk menyelamatkan kapal itu, 3 kapal tunda (tug boat) dikirim untuk membantu kapal menuju wilayah yang lebih aman dan luas.
Juru bicara Komando Pusat Kedaruratan Maritim Jerman menyebut, operasi untuk memindahkan kapal itu akan dilakukan pada Minggu (12/1), saat ombak di area itu mencapai ketinggian 4 meter.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, kapal itu tengah menuju kepulauan Ruegen, di teluk Arkona. Tapi karena kondisi cuaca buruk, kapal terpaksa berpindah tujuan. Saat ini, kapal sendiri tengah mengarah ke kota Sassnitz, yang terletak di kepulauan Ruegen.
Sejauh ini, tak ada tumpahan minyak yang tercecer di laut.
Kapal Bobrok dan Armada Bayangan Rusia
Kapal Eventin sendiri berbendera Panama, tapi Kemlu Jerman menyebut, kapal ini terkait dengan 'Armada Bayangan' Rusia. Suatu armada kapal tanker yang berupaya menghindari sanksi barat, terutama terkait ekspor minyak mentah, akibat invasi ke Ukraina.
"Dengan mengirim kapal-kapal berkarat dan bobrok, Putin tidak hanya berupaya menghindari sanksi, tapi juga menerima kenyataan bahwa pariwisata di laut Baltik akan macet," kata Baerbock menanggapi peristiwa terdamparnya kapal ini.
Sanksi dari negara Barat ini jelas memukul industri minyak mentah Rusia. Karena, embargo membuat kapal-kapal Rusia tak mendapat suplai dan layanan untuk kapal-kapal mereka yang membawa minyak di lautan.
ADVERTISEMENT
Untuk mengakalinya, Rusia menggunakan kapal-kapal yang tidak jelas pemiliknya atau tanpa jaminan yang jelas untuk meneruskan ekspor bisnis yang menguntungkan ini.
Menurut data dari lembaga Atlantic Council, sejak perang di Ukraina, jumlah kapal-kapal yang bergabung dalam 'Armada Bayangan' Rusia ini terus bertambah.
Sementara untuk melawan 'Armada Bayangan' ini, negara-negara barat juga menerapkan sanksi untuk kapal-kapal yang dimiliki pribadi, yang diduga masuk dalam armada itu.
Uni Eropa telah memberikan sanksi sebanyak 70 kapal yang diduga membawa minyak-minyak itu. Sementara Amerika Serikat dan Inggris memberi sanksi sekitar 180 kapal, yang diduga terlibat dalam 'Armada Bayangan'.