Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Jerman Terancam Hilang dari Daftar Visa Schengen Imbas Regulasi Perbatasan Baru
11 September 2024 15:40 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Keputusan Jerman untuk memperketat kontrol di semua perbatasan daratnya memicu ancaman serius terhadap statusnya sebagai anggota penuh zona bebas visa Schengen.
ADVERTISEMENT
Beberapa negara Uni Eropa mempertimbangkan langkah untuk menarik hak Jerman atas keistimewaan Schengen, menyusul kebijakan Berlin yang dinilai melanggar prinsip kebebasan bergerak.
Dikutip dari Guardian, langkah tersebut diumumkan setelah Menteri Dalam Negeri Jerman, Nancy Faeser, mengungkapkan kebijakan kontrol perbatasan mendadak guna menanggulangi migrasi ilegal dan ancaman terorisme.
Kebijakan tersebut akan diberlakukan mulai Senin depan (16/9) di perbatasan Jerman dan Prancis, Luksemburg, Belgia, Belanda, Denmark, dan beberapa negara lainnya, selama enam bulan.
Sebelumnya Austria, Polandia, Republik Ceko, dan Swiss yang telah lebih dulu menjalani kontrol serupa.
Keputusan Jerman pun menuai kritik keras dari negara tetangga, termasuk Polandia.
Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, menyebut tindakan Jerman itu tak dapat diterima dan menyerukan konsultasi darurat dengan negara-negara tetangga.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, langkah ini merupakan penangguhan de facto atas perjanjian Schengen, dan melanggar hukum Uni Eropa.
Kebijakan kontroversial ini dipandang sebagai manuver politik akan berisiko tinggi bagi Jerman.
Beberapa analis, seperti Gerald Knaus dari European Stability Initiative, memperingatkan Jerman tetap memberlakukan kontrol perbatasan internal, zona bebas visa Schengen bisa terancam runtuh.
“Kontrol perbatasan internal yang dimaksudkan untuk memberikan dampak, akan membawa berakhirnya Perjanjian Schengen,” tegasnya, seperti diktuip dari Guardian.
Ia menambahkan, kontrol tersebut juga membutuhkan dukungan dari negara tetangga agar efektif.
Selain mempengaruhi kebebasan bergerak, kebijakan ini juga berpotensi memukul ekonomi Eropa.
Studi Yayasan Bertelsmann pada 2016 memperkirakan, jika kontrol perbatasan internal kembali diterapkan, Eropa bisa kehilangan 470 miliar euro dalam bentuk pertumbuhan ekonomi selama 10 tahun, dan hingga 1,4 triliun euro dalam skenario pesimis.
ADVERTISEMENT
Sektor yang paling terdampak termasuk perdagangan, transportasi, dan logistik.
Kembalinya kontrol perbatasan di zona Schengen akan meningkatkan biaya dan harga barang, mengganggu rantai pasokan, dan menaikkan biaya produksi.
Hal ini dapat menyebabkan penurunan daya saing, menurunnya permintaan konsumen, dan berkurangnya investasi.
Menurut riset tersebut, berakhirnya Schengen juga akan berdampak global, termasuk pada ekonomi AS dan China.
Penurunan pertumbuhan ekonomi Eropa akibat kenaikan harga impor dapat menyebabkan kerugian kumulatif hingga 280 miliar euro di kedua negara tersebut.
Tanggapan tegas terhadap kebijakan Jerman ini juga datang dari Komisi Eropa.
Sebagai penjamin perjanjian Schengen, mereka sebelumnya mengizinkan kontrol sementara oleh negara-negara anggota hanya dalam situasi luar biasa.
Langkah Jerman dianggap berisiko melewati batas kebijakan tersebut dan dapat memicu langkah ekstrem dari Uni Eropa, termasuk penarikan hak Jerman atas visa Schengen jika situasi tidak berubah.
ADVERTISEMENT