Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
ADVERTISEMENT
Pemprov DKI Jakarta terus berupaya berinovasi untuk membuat iklim investasi semakin baik. Salah satunya dengan membuat Jakarta Investment Center (JIC). Terbukti, setahun beroperasi, Jakarta berhasil mencatatkan angka realisasi investasi tertinggi sepanjang sejarah pada 2019.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi DKI Jakarta, Benni Aguscandra, JIC yang diresmikan pada 31 Juli 2018 ini terus menghadirkan kemudahan berinvestasi di Jakarta. JIC merupakan bagian dari optimalisasi Mal Pelayanan Publik di bidang penanaman modal melalui sistem satu pintu.
"Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan investasi di DKI Jakarta baik melalui PMA (Penanaman Modal Asing) maupun PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) serta menciptakan iklim investasi yang kondusif," kata Benni di Mal Pelayanan Publik, Kuningan, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
JIC merupakan wadah pertemuan untuk mengembangkan potensi daerah, membuka peluang investasi dan sektor-sektor unggulan, serta memfasilitasi permasalahan penanaman modal dalam merealisasikan investasi di Jakarta.
ADVERTISEMENT
JIC juga memfasilitasi investor yang akan menjalin Kerja Sama melalui skema Kerja Sama Pemerintah Daerah dan Badan Usaha (KPDBU), menyediakan jasa pengembangan kemampuan dan konsultasi melalui Qualified Consultant yang akan mengawal proses investasi dari hulu ke hilir untuk membantu menarik investasi secara langsung dan menyebarluaskan informasi tentang peluang investasi di Jakarta.
Inovasi ini juga menarik banyak investor baik dalam negeri maupun investor asing mengunjungi JIC untuk berkonsultasi terkait investasi di Jakarta. JIC dilengkapi dengan inovasi layanan Geo 3 Augmented Realty.
Geo 3 Augmented Realty merupakan aplikasi yang dapat melihat peta investasi di Jakarta sehingga investor dapat melihat potensi lahan untuk dijadikan tempat investasi yang sesuai dengan minat investor.
Aplikasi ini dikembangkan untuk memudahkan pelayanan perizinan dan non-perizinan yang memerlukan kejelasan lokasi. Misalnya zonasi/peruntukan, intensitas, dan informasi visual existing (hi-res aerial imagery, 360 VR, dll) sehingga pemilik/calon pemilik lahan bisa optimal memanfaatkan haknya dengan tetap taat pada peraturan yang berlaku.
ADVERTISEMENT
Untuk kemudian mendapatkan izin yang dibutuhkan secara online dengan lebih cepat mudah dan valid, disertai visual consultant untuk masyarakat berkonsultasi (humanize the system).
"Aplikasi ini juga sekaligus berusaha mewujudkan keterbukaan informasi dan awareness kepada masyarakat yang fokus pada data dan informasi ketataruangan, pembangunan gedung, serta data dan informasi lain yang dimiliki oleh instansi di Provinsi DKI Jakarta," tutur Benni.
Dengan berbagai inovasi yang sudah dilakukan, realisasi investasi di Jakarta terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2017 lalu, Jakarta menjadi Provinsi dengan Realisasi Investasi (PMDN dan PMA) tertinggi di Indonesia yaitu sebesar Rp 108,6 triliun.
Dan pada tahun 2018, Realisasi Investasi di DKI Jakarta mencapai Rp. 114,2 triliun meningkat 5,1% dibandingkan realisasi tahun 2017. Capaian realisasi investasi DKI Jakarta pada tahun 2018 telah melampaui 122,6 % dari target yang telah ditetapkan, yaitu Rp. 93,1 triliun.
ADVERTISEMENT
Lalu pada tahun 2019 total realisasi investasi DKI Jakarta sepanjang Januari sampai September telah mencapai Rp 95,6 triliun atau 15,9 % dari total Realisasi Investasi Indonesia sebesar Rp 601,3 triliun, yang terdiri dari PMDN Rp. 41,6 triliun dan PMA sebesar Rp. 54 triliun (US$ 3,6 miliar).
Berdasarkan data tersebut DKI Jakarta masih menjadi Provinsi dengan Realisasi Investasi PMDN tertinggi di Indonesia. Bahkan pada triwulan III tahun 2019, berdasarkan data BKPM Republik Indonesia, Realisasi Investasi PMA di Provinsi DKI Jakarta tertinggi dibanding provinsi lain di Indonesia, yaitu sebesar US$ 1,7 miliar.
Dengan pencapaian tersebut, kami optimis dapat mencapai target Realisasi Investasi 2019 sebesar Rp. 100,2 triliun, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jakarta 2017 sampai dengan 2022.
ADVERTISEMENT
"Realisasi investasi di Provinsi DKI Jakarta mengalami peningkatan yang signifikan dan menjadi perolehan realisasi investasi terbesar dalam sejarah realisasi investasi per triwulan di Jakarta," ujar Benni.
Capaian ini tak membuat Pemprov DKI berhenti menggaet investor untuk datang. Sejumlah kegiatan terus dilakukan, seperti Matchmaking, sosialisasi, Business Forum, Focus Group Discusion (FGD) dan lain sebagainya.
Selama 2019 ini, JIC telah melakukan lebih dari 20 kegiatan pertemuan dengan para pengusaha atau investor dengan target mulai dari pelaku usaha UMKM sampai dengan investor mancanegara untuk menarik minat investor menanamkan modalnya di Jakarta.
Selain itu, JIC juga melakukan pertemuan hingga ke Australia dan London. Kedua negara ini dipilih karena sangat potensial untuk dapat berinvestasi di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan pasar ekspor Australia. Sepanjang 2017, total perdagangan barang dan jasa dua arah Australia dengan Indonesia mencapai 16,4 miliar Dollar Australia. Hal tersebut menempatkan Indonesia sebagai mitra dagang terbesar ke-13 bagi Australia.
Total ekspor dari Indonesia ke Australia pun per Januari-Mei 2018 mencapai US$ 1.163,5 juta, sementara total impor Indonesia dari Australia sebesar US$ 2.351,6 juta.
"Oleh sebab itu kami melihat Australia sebagai salah satu negara paling potensial. Kegiatan business forum dengan para investor Australia diharapkan dapat menjadikan Jakarta sebagai lokasi pilihan mereka dalam melakukan investasi," tutur Benni.
"Secara aktif kami terus melakukan upaya-upaya dalam penyampaian informasi perkembangan ekonomi, kebijakan pemerintah serta potensi dan peluang investasi di DKI Jakarta secara komprehensif," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Sedangkan kegiatan business forum di London dilakukan berdasarkan latar belakang London sebagai Ibu Kota Kerjaan Inggris, merupakan pusat kekuatan ekonomi dunia untuk bisnis dan perdagangan.
Ekonomi London didominasi oleh industri jasa, terutama jasa keuangan dan perbankan yang memiliki kemiripan dengan potensi investasi di Jakarta.
Berdasarkan data tahun 2011, London merupakan kota metropolitan dengan perekonomian terbesar kelima di dunia, dengan perkiraan jumlah penduduk 8,8 juta pada tahun 2019, London memberikan sumbangan 22% untuk PDB Inggris.
"Melalui Pelaksanaan Promosi Penanaman Modal di London diharapkan dapat membantu menyebarluaskan informasi kepada dunia usaha di London bahwa kondisi Indonesia dan khususnya DKI Jakarta sebagai lokasi sangat kondusif untuk melakukan investasi," kata Benni.
ADVERTISEMENT
Dalam kegiatan tersebut juga diharapkan informasi mengenai potensi investasi yang dapat dikembangkan di wilayah DKI Jakarta khususnya pada bidang industri jasa dapat tersampaikan.
JIC juga merangkul UMKM agar bisa terus meningkatkan pendapatan mereka, Sejumlah UMKM dipertemukan dengan investor potensial sehingga produksi mereka terus meningkat.
"Terakhir pada bulan September lalu, kami mengadakan matchmaking kemitraan usaha antara perusahaan daerah, perusahaan PMA, perusahaan PMDN dengan pelaku UMKM," ungkap Benni.
Dalam kegiatan matchmaking tersebut, JIC memfasilitasi pertemuan antara pelaku UMKM dengan perusahaan daerah, perusahaan PMA/ PMDN yang memiliki minat kerja sama dengan UMKM seperti Perumda Pasar Jaya, PT. Food Station Tjipinang Jaya, PT. Bank DKI, PT. Lottemart, PT. Prima Plastik, PT. Orang Tua Group, serta dari asosiasi. Ada pula perwakilan dari Dirjen Bea dan Cukai Jakarta dan jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
Dalam pertemuan tersebut pihak Dirjen Bea dan Cukai memaparkan mengenai skema Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) Industri Kecil Menengah (IKM) yang merupakan fasilitas dari Bea Cukai untuk memfasilitasi perdagangan dan industri yang bertujuan ekspor sehingga mendorong daya saing di tingkat internasional.
Fasilitas KITE IKM memberikan manfaat karena memotong rantai pasok bahan baku IKM karena langsung didatangkan oleh pelaku industri. Selain pembebasan bea masuk dan pajak dalam rangka impor, PPN (Pajak Pertambahan Nilai) impor juga turut dibebaskan. Dengan demikian harga produk IKM semakin kompetitif karena adanya penghematan ongkos bahan baku.
"JIC dalam kegiatan ini adalah memberikan informasi terkait perizinan usaha yang diperlukan oleh pelaku UMKM dan melakukan pengawalan mulai tahap pengajuan izin, penerbitan izin hingga realisasi investasi. Legalitas usaha menjadi penting apabila pelaku UMKM ingin menjalin kemitraan dengan perusahaan besar," ucap dia.
ADVERTISEMENT