Jika Jadi Presiden UEA, MBZ Diprediksi Bentuk Poros Anti-Iran dan Sayap Kanan

14 Mei 2022 15:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan. Foto: Adem ALTAN / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan. Foto: Adem ALTAN / AFP
ADVERTISEMENT
Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) diprediksi akan menjadi presiden Uni Emirat Arab (UEA) yang baru. Dugaan ini menguat usai kakaknya, Sheikh Khalifa bin Zayed, wafat pada Jumat (13/5/2022).
ADVERTISEMENT
Ketika nanti secara sah memimpin UEA, MBZ diprediksi akan membuat koalisi baru anti-Iran dengan menggandeng Israel. Ia juga bakal berjuang meredam gerakan politik Islam sayap kanan di Timur Tengah.
Untuk mewujudkan niatnya itu MBZ sebenarnya sudah punya modal besar. Sejak 2014, ketika sang kakak Khalifa bin Nahyan terkena stroke, MBZ sudah menjadi pemimpin de facto UEA.
Lewat kekayaan minyak dan status sebagai salah satu pusat bisnis di Teluk, MBZ memperkuat kekuatan militer dengan teknologi tinggi.
Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan menghadiri pemakaman Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan, di pemakaman Al Bateen di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Jumat (13/5/2022). Foto: Kementerian Kepresidenan/Handout via REUTERS
Selain itu, MBZ adalah salah satu pihak yang mendukung perbaikan hubungan antara negara-negara Arab dengan Israel. Bahkan UEA dan Bahrain lewat perantara AS menjadi salah satu negara pertama menekan perjanjian damai dengan Israel dalam beberapa dekade terakhir.
ADVERTISEMENT
Perjanjian damai pada 2020 itu dikenal dengan nama Perjanjian Abraham. Salah seorang diplomat top AS mengatakan, faktor utama pendorong disepakatinya perjanjian damai antara UEA bersama Bahrain dengan Israel adalah Iran.
"Perjanjian ini didorong dari kekhawatiran bersama terhadap Iran tapi UEA akan merasakan dampak ekonomi dari ini, serta mereka (UEA) juga lelah dengan kepemimpina Palestina yang tidak mau mendengar," ucap salah seorang diplomat AS.
Iran memang telah lama menjadi musuh bebuyutan beberapa negara Timur Tengah. Iran dituduh membantu pemberontak Houthi yang diperangi Arab Saudi di Yaman.
Di samping itu, Iran menjadi sekutu dekat Presiden Suriah Bashar Al-Assad yang juga kerap 'tidak akur' dengan pemimpin Arab lainnya.

Islam Sayap Kanan

Selain Iran, MBZ juga diduga berniat memerangi gelombang politik Islam sayap kanan di Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
MBZ adalah salah satu sosok besar yang mendukung penggulingan militer terhadap eks Presiden Mesir, Mohammed Mursi, pada 2013. Mursi adalah salah satu tokoh Ikhwanul Muslim di Mesir.
Sikap MBZ terhadap kelompok Muslim Sayap Kanan dipicu pengalaman masa mudanya. Dulunya, MBZ mengaku punya ketertarikan akan ideologi tersebut.
Namun, seiring berjalannya waktu MBZ menilai Ikhwanul Muslimin sebagai ancaman serius terhadap stabilitas di Timur Tengah.
"Saya seorang Arab, saya seorang Muslim, dan saya salat. Dan pada 1970-an dan awal 1980-an saya adalah salah satu dari mereka. Saya percaya orang-orang ini punya agenda," jelas MBZ dalam pertemuan dengan para pejabat AS beberapa waktu lalu.