Jika Kondisi Ethiopia Memburuk, KBRI Buka Opsi Evakuasi WNI

4 November 2021 17:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dubes RI untuk Ethiopia, Al Busyra Basnur. Foto: KBRI Addis Ababa/HO ANTARA
zoom-in-whitePerbesar
Dubes RI untuk Ethiopia, Al Busyra Basnur. Foto: KBRI Addis Ababa/HO ANTARA
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat ini, situasi di bagian utara Ethiopia sedang mencekam. Konflik di negara bagian Tigray, yang berlangsung sejak satu tahun lalu, berpotensi bergerak ke arah selatan negara.
ADVERTISEMENT
Kedutaan Besar RI di Ibu Kota Addis Ababa sudah mengantisipasi kemungkinan memburuknya situasi. Duta Besar RI untuk Ethiopia, Al Busyra Basnur, memaparkan sejumlah langkah yang akan diambil.
“Yang utama, kami akan melakukan perlindungan WNI (warga negara Indonesia), itu yang pertama. Yang kedua, yang perlu diketahui, saya selalu koordinasi dengan pusat, setiap perkembangan kami selalu update, kepada pihak terkait,” ujar Al Busyra ketika dihubungi kumparan, Kamis (4/11).
“Intinya mengenai rencana, kami sudah memberikan imbauan ke warga Indonesia untuk waspadai pergerakan yang tidak perlu,” lanjutnya.
Anggota Pasukan Khusus Amhara memegang senjatanya di Humera, Ethiopia. Foto: Eduardo Soteras/AFP
Tak hanya itu, pihaknya juga akan terus berkoordinasi dengan pemerintah Indonesia di Jakarta soal perkembangan kondisi di negara ini.
Kemudian, ia menjelaskan ada kemungkinan evakuasi WNI ke Indonesia, jika situasi di Ethiopia semakin tidak kondusif.
ADVERTISEMENT
Saat ini, WNI sebagian besar tinggal di Ibu Kota Addis Ababa dan wilayah selatan, sehingga masih dalam keadaan aman.
“Ini [membawa WNI kembali] tentu, saya, kami di sini KBRI, akan melihat situasi, berkoordinasi dengan pemerintah, dan melihat situasi di lapangan. Nah, tentu saja kalau situasinya memang harus demikian, tentu kami akan putuskan dengan segera,” ungkap Al Busyra.
“Segala kemungkinan bisa terjadi, tetapi as of now, situasi di tempat kerja kita, WNI bekerja, juga masih aman,” tutupnya.
Kerusakan di rumah sakit Sheraro, Tigray, Ethiopia. Foto: Medecins Sans Frontieres via AP
Seperti diketahui, pemerintah Ethiopia mengumumkan keadaan darurat (State of Emergency) pada Selasa (2/11). Keadaan ini akan berlangsung hingga enam bulan ke depan.
Keputusan ini diambil setelah pasukan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) mengeklaim merebut beberapa kota di bagian utara Ethiopia. Menurut Al Busyra, sejumlah kota berlokasi 350-400 km dari Addis Ababa yang berlokasi di pusat negara.
ADVERTISEMENT
Perlawanan terhadap pemerintah pusat (federal) dilakukan oleh pasukan Tigray. Konflik senjata antara keduanya berlangsung sejak 4 November 2020 lalu, dan berlanjut hingga kini. Bahkan, pasukan Tigray mengancam akan berbaris di ibu kota.