Jimly: Polarisasi Tiap Pemilu Tak Rasional, Menyangkut Surga dan Neraka

13 Maret 2023 15:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jimly Asshiddiqie usai menjenguk Menkopolhukam Wiranto di RSPAD Gatot Subroto, Jumat (11/10/2019). Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jimly Asshiddiqie usai menjenguk Menkopolhukam Wiranto di RSPAD Gatot Subroto, Jumat (11/10/2019). Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie berbicara mengenai tantangan jelang Pemilu 2024. Jimly mengatakan, masalah politik identitas masih menjadi isu utama.
ADVERTISEMENT
"Isu identitas ini perlu mendapat perhatian yang serius, identitas kita itu, di buku saya terakhir, Pancasila lah identitas kita, jangan politik identitas berdasarkan sara," kata Jimly dalam Dialog Kebangsaan bersama KPU, BNPT, Bawaslu, dan Partai Politik di Hotel St. Regis, Jakarta Selatan, Senin (13/3).
"Politik identitas itu realitas, tapi identitas kita itu Pancasila," tambah dia.
Jimly menjelaskan, dalam praktiknya, isu SARA terus dimainkan. Menurutnya, polarisasi di Indonesia akibat Pemilu sudah makin mengkhawatirkan.
Ilustrasi politik identitas. Foto: Shutter Stock
Lebih jauh, Jimly mengatakan isu SARA diprediksi masih tetap ada di Pemilu 2024. Apalagi jika para capres atau cawapres membawa isu ini ketika kampanye.
"Isu SARA ini enggak akan hilang, misal capresnya bau-bau Arab, maka isu-isu anti-China dan anti-Arab itu akan berkembang, ini harus dicegah," kata Jimly.
ADVERTISEMENT
"Kalau sudah digunakan, harus dikoreksi jangan malah sebaliknya, ditunggangi. Saran saya mari peranan dari setiap caleg kita untuk mencegah, dan mengoreksi agar tidak berkembang. Karena zaman ini zaman medsos," tutur Jimly.