JK ke Eijkman: RI Harus Berkontribusi Tangani Corona, Jangan Apa-apa Minta China

13 Mei 2020 19:34 WIB
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla bertemu dengan Lembaga Eijkmen. Foto: Dok. Tim Media JK
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla bertemu dengan Lembaga Eijkmen. Foto: Dok. Tim Media JK
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PMI Jusuf Kalla berharap Indonesia berkontribusi dalam hal penemuan ilmiah untuk pengobatan pasien COVID-19, dan tidak bergantung pada sumbangan dari negara lain. Hal itu disampaikan JK saat bertemu dengan Kepala Lembaga Eijkman Profesor Amin Soebandrio.
ADVERTISEMENT
"Indonesia harus punya kontribusi terhadap dunia dalam bidang sains untuk penanganan corona. Jangan seperti selama ini, apa-apa minta dari China," kata JK dalam keterangannya di Kantor Lembaga Eijkman, Jakarta, Rabu (13/5).
JK juga mengatakan kerja sama yang dilakukan PMI dengan Lembaga Eijkman di antaranya dengan mendukung penyediaan fasilitas pengolahan darah yang dimiliki PMI dan tersebar di 15 kota besar di Indonesia terkait terapi plasma untuk corona.
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla bertemu dengan Lembaga Eijkmen. Foto: Dok. Tim Media Jusuf Kalla & PMI
"PMI berada dalam posisi men-support dan tidak berada pada wilayah ilmiah saintis yang merupakan tanggung jawab Eijkman. Untuk itu, PMI akan mempersilakan Eijkman untuk menggunakan fasilitas pengolahan darah yang dimiliki PMI dan tersebar di 15 kota besar" tuturnya.
Sementara itu, Amin Soebandrio mengatakan selain perumusan protokol, pemerintah juga tengah menyiapkan perlindungan etik bagi tenaga kesehatan yang terlibat dalam program terapi plasma tersebut.
ADVERTISEMENT
"Teman-teman di rumah sakit butuh perlindungan etik dan peraturannya, supaya nanti ketika terjadi sesuatu kemudian ada tuntutan mereka tidak disalahkan. Karena sudah di-approve oleh BPOM, sudah disetujui Komite Etik," katanya.
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (kanan) saat bertemu dengan Lembaga Eijkmen. Foto: Dok. Tim Media Jusuf Kalla & PMI
Amin menjelaskan, setelah protokol nasional dan perlindungan etik disahkan, pelayanan Terapi Plasma Konvaselen ini dimulai dari pendataan penyintas corona di rumah sakit. Data tersebut kemudian ditindaklanjuti PMI yang memeriksa kelayakan pendonor. Jika memenuhi persyaratan, pendonor akan diambil plasmanya.
"Dari rumah sakit sampai mengambil plasma itu tugas PMI," tuturnya.
Nantinya plasma darah yang mengandung antibodi penyintas COVID-19 ini akan diperiksa di laboratorium Eijkman. Amin mengatakan, kapasitas laboratorium Eikjman saat ini mampu menguji 1.116 sampel per hari.
==========
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.
ADVERTISEMENT