Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Tanpa ditanya awak media, tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sindiran keras ke pengusaha yang banyak janji membantu korban bencana. Namun janji pengusaha itu, kata JK, hanya isapan jempol belaka.
ADVERTISEMENT
Pertama, ia menyindir pengusaha yang berjanji membangun 1.500 rumah untuk korban tsunami Palu dan Donggala. Hasilnya menurut JK nol.
"Ada 2 hal, ada menawarkan dan sudah melaksanakan, ada juga tokoh pengusaha yang sudah dapat bintang ke mana-mana karena isi hebat menggema (akan bantu daerah bencana). Sudah janji kiri kanan (tapi) tak ada realisasinya. Sudah janji di Palu, kemarin 1.500 rumah, yang diakuinya cuma 100," kata Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Jakarta Pusat, Selasa (27/8).
Ternyata, menurut JK, pengusaha itu juga menjanjikan bantuan ke NTB. Menjanjikan hal yang hampir sama dengan di Palu dan Donggala.
JK tak menyebut siapa pengusaha yang dimaksudnya. Namun, ia sedikit memberi bocoran.
Kata JK, pengusaha tersebut pernah mendapat anugerah Bintang Mahaputra Naraya dari Presiden Joko Widodo. Namun, JK tak menyebut tahun pemberiannya.
ADVERTISEMENT
"Itu pun di NTB lebih parah lagi, orang yang sudah dielu-elukan karena itu karena itu merasa hebat, (sudah merasa) menyumbang kiri-kanan, ternyata tidak ada apa-apanya di NTB. (Di awal) Mau mengajukan rumah, mengajukan apa, disambut oleh gubernur, Panglima TNI, aduh itu bohong semuanya," ujar JK.
Bahkan, JK sempat mengancam akan mencabut anugerah Bintang Mahaputra Naraya yang diberikan ke pengusaha itu. Sebab, orang itu hanya memberikan harapan palsu untuk mereka yang sangat membutuhkan bantuan.
"Iya harus dievaluasi untuk memberikan bintang-bintang, evaluasi, tidak sembarang itu. Sudah setahun apa-apa tidak ada satu sen pun yang (diberi), padahal uh, berbunga-berbunga semua orang di sana, tempat lain juga begitu, PMI juga kena, untung saya tidak minta apa-apa," kata JK.
ADVERTISEMENT
Tiga hari berselang, Founder Tahir Foundation, Dato Sri Tahir, dengan santai menanggapi sindiran JK. Ia pun merasa sindiran JK itu dialamatkan kepadanya.
“Ya saya anggap gini. Suatu teguran, ya kita tanggapi hal positif. Ya mungkin ada hal yang perlu diperbaiki. Saya kira baik-baik saja,” ujar Tahir saat ditemui kumparan usai mengikuti Ujian Terbuka Promosi Doktor di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Jumat (30/8).
Sebagai informasi, Tahir memang menerima anugerah itu usai gempa Lombok, tepatnya pada 5 Agustus 2018. Dia mendapatkan penghargaan itu langsung dari Presiden Jokowi di momen perayaan HUT ke-73 RI.
Dengan tenang, Tahir pun juga mengklaim sudah membantu korban tsunami Palu. Caranya, dengan memberikan makanan cepat saji.
“Saya hari kedua sudah di Palu. Waktu itu permintaan Bapak Gubernur menyiapkan makanan siap saji. Jam 4 pagi kita sudah kumpulkan (menu) McDonald's, kita penuhkan dengan pesawat pribadi kita, kita serahkan,” kata Tahir.
ADVERTISEMENT
Tak hanya soal kebencanaan, dia juga mengklaim mengalokasikan dana khusus untuk beasiswa hingga pembangunan infrastruktur pendidikan dan kesehatan.
“Kami juga ada limited resources. Artinya alokasi resources ini yang sedang kita kerjakan. Kita tidak hanya menangani misalnya bencana kota juga menangani yang rutin dan positif misalnya beasiswa lalu pembangunan infrastruktur pendidikan kesehatan,” kata pengusaha kelahiran Surabaya berusia 67 tahun ini.
“Pasti tidak mungkin memuaskan semua pihak. Jadi saya anggap teguran Bapak Wakil Presiden teguran yang positif,” tuturnya.
Sekadar kilas balik, Tahir bersama sejumlah pengusaha sebelumnya pernah janji bakal membantu proses pembangunan atau perbaikan rumah 1.500 keluarga yang ada di Kabupaten Lombok Utara. Janji itu diucapkan setelah Tahir bersama eks Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) dan Kapolda NTB saat itu, meninjau desa yang paling parah terdampak gempa 7 magnitudo.
ADVERTISEMENT
"Kita ditugaskan oleh Pak Gubernur itu per cluster. Jadi nanti kita kebagian membantu pembangunan kembali rumah warga di Desa Kemenangan. Itu kurang lebih ada 1.500 keluarga," ujar Tahir di Tanjung, ibu kota Lombok Utara, Selasa, 7 Agustus 2018.
Bos Mayapada Group itu juga berjanji akan membangun pasar basah, serta sebuah kamar backpaker di setiap rumah warga yang diperbaiki.
"Jadi, selain kita bangun kembali rumahnya, kita berikan mata pencarian. Kita bangunkan pasar basah. Ada kultur daerah yang harus tetap dipertahankan agar ada harmonisasi. Ide ini direspons bagus sekali oleh Bapak Gubernur," tuturnya.
"Nanti akan disumbang oleh Intiland, Lippo Group, Hanson Group, dan Mayapada Group," katanya.