JK: Selama 70 Tahun, Ada 10 Konflik Besar karena Ketidakadilan

29 Oktober 2019 22:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla berfoto bersama penari usai menjadi keynote speaker di acara Diskusi Satu Nusantara di Lemhannas RI, Jakarta, Selasa (29/10). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla berfoto bersama penari usai menjadi keynote speaker di acara Diskusi Satu Nusantara di Lemhannas RI, Jakarta, Selasa (29/10). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Presiden RI ke-12 Jusuf Kalla (JK) menganggap sebagian besar konflik di Indonesia terjadi karena ketidakadilan.
ADVERTISEMENT
JK mengatakan, sepanjang 70 tahun ada 15 konflik besar yang terjadi di Indonesia, sepeti GAM, konflik di Poso, Ambon, dan Papua. Namun menurutnya, 10 di antara konflik itu disebabkan karena ketidakadilan.
"Dalam sejarah Indonesia, selama 70 tahun ada 15 kali konflik besar di negeri ini, yang saya maksud konflik besar ialah konflik yang menyebabkan korban jiwa lebih dari seribu orang. Mulai dari pada Madiun, RMS, DI/TII, Permesta, Poso, Ambon, Aceh, G30S dan sebagainya," kata JK saat menghadiri diskusi satu nusantara di Gedung Lemhannas, Jakarta Pusat, Selasa (29/10).
"Semua konflik-konflik yang hampir semua itu ada perasaan tidak adil, 10 dari 15 itu adalah ketidakadilan," imbuh JK.
Jusuf Kalla dalam acara silaturahmi kabinet kerja di Istana Negara, Jakarta, Jumat (18/10/2019). Foto: Dok. Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden
JK mencontohkan konflik GAM di Aceh, karena sumber daya alam (SDA) dianggap pemberontak tidak dirasakan masyarakat, tapi justru diberikan ke pusat. Oleh karena itu, JK meminta seluruh pihak menjaga keadilan demi persatuan.
ADVERTISEMENT
"Poso, Ambon karena tidak adil secara politik dirasakan oleh masyarakat. Jadi apabila kita ingin menjaga persatuan itu ialah menjaga keadilannya dan maju," kata JK.
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (kiri) memberikan salam pada upacara pelantikan presiden dan wakil presiden di kompleks Parlemen. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Lebih jauh JK mengatakan, adil yang dia maksud tidak seperti negara komunis yang semua pihak mendapatkan hal yang sama. Melainkan setiap orang bisa mendapatkan kesempatan yang sama.
"Kesempatan mendapat peluang pendidikan yang sama. Sama mendapat peluang usaha yang sama. Mendapatkan peluang untuk menjadi katakanlah profesional yang sama. Itulah yang menjadi ukuran keadilan itu," terang JK.
Gerakan Satu Nusantara merupakan gerakan yang didirikan oleh ikatan alumni SMA Taruna Nusantara. Acara tersebut juga dihadiri oleh beberapa ikatan alumni SMA lainnya di Indonesia.