Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
JK soal Penyebab Insiden Proyek Infrastruktur: Pekerja Kurang Skill
7 Februari 2018 13:24 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Pemerintah Joko Widodo mengebut pengerjaan infrastruktur untuk percepatan pembangunan. Namun memasuki 2018, hingga saat ini, empat kecelakaan kerja di lokasi pembangunan proyek terjadi beruntun.
ADVERTISEMENT
Empat kecelakaan itu di antaranya ambruknya girder di proyek DDT di Matraman, ambruknya konstruksi beton dalam proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) di Jakarta Timur, patahnya girder Tol Antasari-Depok hingga yang terakhir longsor di Jalan Perimeter Selatan, Bandara Soekarno-Hatta.
"Dalam satu bulan ini, empat pembuatan jembatan atau jalan tol roboh. Apa masalahnya? Artinya, kita kekurangan skill dalam bekerja," kata JK di Pusdiklat Kemendikbud, Sawangan, Depok, Rabu (7/2).
JK tak menampik bahwa saat ini banyak orang yang membutuhkan lapangan kerja, namun kemampuan orang-orang dalam bekerja mesti dipupuk dari bangku sekolah. Pengembangan sekolah kejuruan juga menjadi sorotan JK.
ADVERTISEMENT
"Katakanlah dulu STM sangat dibanggakan, tapi SMK (sekarang seharusnya) lebih lengkap dari pada dulu. Peralatan dan sebagainya. Bukan hanya guru yang dilatih satu dua bulan, kemudian memahami tugasnya, tentu (pelatihan) butuh waktu yang lama," jelas JK.
Untuk mengembangkan sekolah kejuruan ini, JK mengusulkan keterlibatan profesional untuk masuk ke lingkungan sekolah. Tujuannya tak lain adalah untuk menjadi pengajar.
"Banyak sekali ahli yang kerja di perusahaan kontraktor, perusahaan apa, mungkin bisa diangkat jadi guru di sekolah kejuruan. Jangan kita terbatas aturan SK tak boleh," ujar JK.
"Mereka (yang) menganggur bisa mengajar yang mungkin umurnya masih 55-an (mengajar) dengan pengalaman yang ada," pungkasnya.