Joe Biden Genap Berusia 80 Tahun, Masih Pantas Jadi Presiden AS?

21 November 2022 11:14 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden AS Joe Biden berbicara kepada wartawan setelah dugaan ledakan rudal Rusia di Polandia, di Bali, Indonesia, 16 November 2022. Foto: Kevin Lamarque/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden AS Joe Biden berbicara kepada wartawan setelah dugaan ledakan rudal Rusia di Polandia, di Bali, Indonesia, 16 November 2022. Foto: Kevin Lamarque/REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat Joe Biden genap berusia 80 tahun pada Minggu (20/11). Hal itu menjadikannya sebagai orang nomor satu tertua sekaligus pemimpin AS pertama yang masih menjabat di usia delapan dekade.
ADVERTISEMENT
Eks Presiden ke-40 AS, Ronald Reagan, berusia 77 tahun ketika ia meninggalkan Gedung Putih di tahun 1989. Sedangkan Biden baru akan menginjak usia 86 tahun ketika masa jabatan periode keduanya berakhir. Itu jika ia kembali terpilih pada pemilu 2024 mendatang.
Sementara pesaingnya dari Partai Republik, Donald Trump, akan berada pada usia 82 tahun saat meninggalkan jabatan empat tahunnya jika memenangkan pilpres 2024.
Tidak seperti kebijakan batas usia pensiun tradisional 65 tahun yang diterapkan di banyak negara, sekarang jutaan rakyat AS masih bekerja, meski usianya jauh melampaui batasan itu.
Sekelompok wanita lansia bermain boogie boarding pagi saat Hari Perempuan Internasional di Solana Beach, California, Amerika Serikat. Foto: Mike Blake/Reuters
Melansir dari Reuters, sebagian penduduk AS memiliki kekhawatiran tentang usia lanjut dari kedua kandidat utama pilpres 2024 ini.
Berdasarkan hasil polling Reuters/Ipsos yang diperoleh pada 8 dan 9 November, sejumlah 71 persen pendukung Partai Demokrat beranggapan bahwa terlepas dari usianya yang sudah senja, Biden dinilai memiliki ingatan yang kuat, mampu menyelesaikan berbagai pekerjaan dengan mudah, dan mampu menghadapi tantangan.
ADVERTISEMENT
Dan 46 persen lainnya menilai, Biden kemungkinan tidak siap menghadapi tantangan untuk mencalonkan diri lagi sebagai presiden pada 2024.
Sementara hasil polling yang diperoleh dari pendukung Partai Republik, 26 persen di antaranya beranggapan Trump kemungkinan tidak sanggup mencalonkan diri pada pilpres 2024 akibat usianya.

Presiden Harus Berusia 75 Tahun atau Lebih Muda

Di samping dukungan terhadap partai politik, sejumlah 68 persen koresponden beranggapan, terdapat kemungkinan bahwa Biden tidak sanggup menghadapi tantangan yang ada dua tahun dari sekarang. 49 persen lainnya juga berkata serupa tentang Trump.
“Sekitar 86 persen orang Amerika mengatakan mereka percaya bahwa batas usia untuk menjabat sebagai presiden harus berusia 75 tahun atau lebih muda,” demikian hasil proyeksi polling Reuters/Ipsos tersebut.
ADVERTISEMENT
Biden yang terkadang keceplosan secara verbal atau perkataannya cenderung menyimpang dari naskah selama berpidato itu sering dimanfaatkan oleh para kritikus Partai Republik atau oposisi. Mereka menilainya sebagai bukti bahwa Biden terlalu tua untuk menjabat sebagai presiden.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-AS dalam rangkaian KTT ASEAN 2022 di Hotel Sokha, Phnom Penh, Kamboja, Sabtu (12/11/2022). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Ketika ditanya terkait kekhawatiran soal kemampuan Biden sebagai presiden dengan usianya yang semakin senja, Gedung Putih pun buka suara.
Menjelang ulang tahun Biden ke-80, juru bicara Gedung Putih, Andrew Bates, mengatakan hasil kinerja Biden selama inilah yang dapat membuktikan bahwa tidak ada keraguan atas hal tersebut.
Bates menilai, prestasi dan rekam jejak pemerintahan Biden adalah catatan legislatif tersukses dari setiap presiden yang pernah menjabat, sejak pemerintahan presiden ke-36 AS, Lyndon Johnson.
“Sejak itu, dia [Biden] memenangkan suara terbanyak dari siapa pun dalam sejarah Amerika, mencapai penciptaan lapangan kerja yang belum pernah terjadi sebelumnya, membuat perusahaan besar membayar pajak yang adil, memberdayakan Medicare untuk menegosiasikan harga obat yang lebih rendah, dan menandatangani reformasi senjata paling signifikan dalam 30 tahun dan investasi infrastruktur terbesar sejak 1950-an,” beber Bates.
ADVERTISEMENT

Tanggapan Warga AS

Beberapa suporter Biden pun mengakui prestasinya selama menjadi pemimpin sejak 2021 lalu, mereka juga mengagumi kesuksesan Partai Demokrat di bawah pemerintahan Biden.
Tetapi, mereka masih tidak yakin tentang kemungkinan Biden kembali menjabat dengan performa yang sama di periode selanjutnya.
“Saya pikir dia telah melakukan pekerjaan yang hebat dalam waktu yang dia miliki,” ujar salah seorang warga Negara Bagian Illinois, Paul Klenck.
“Saya prihatin bahwa seseorang yang berusia pertengahan 80-an akan menjabat sebagai presiden. Saya tidak bisa memikirkan pekerjaan yang lebih menuntut daripada itu,” imbuhnya.
Meski ada yang mengaku prihatin dengan usia Biden, tetapi ada juga pihak yang menilai kritik terhadap usia Biden adalah tindakan diskriminatif. Hal ini disampaikan oleh salah seorang warga New York, Catharine Stimpson (86), dalam sebuah wawancara.
Kandidat Presiden AS dari Partai Republik Donald Trump dan Kandidat Presiden AS dari Partai Demokrat Joe Biden. Foto: REUTERS
“Beberapa orang pada usia 60 tahun seharusnya tidak mendekati kekuasaan politik. Saya kira sindiran tentang dia dan cibiran terhadapnya adalah ageisme,” ujar Stimpson.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, ketika ditanya soal hari ulang tahunnya dalam sebuah wawancara dengan MSNBC baru-baru ini, Biden meresponsnya dengan santai dan bercanda.
“Saya bahkan tidak bisa mengatakan usia saya nantinya. Saya bahkan tidak bisa mengeluarkannya dari mulut saya,” tutur Biden.
Biden mengatakan, pertanyaan tentang usianya sah-sah saja untuk dilontarkan. Tetapi, sudah memang niat dan keinginannya untuk kembali mengincar masa jabatan periode kedua meski usianya sudah tak lagi muda.
Perayaan ulang tahun Biden digelar dalam sebuah acara makan siang yang diselenggarakan oleh ibu negara Jill Biden. Kebahagiaan perayaan itu ditambah dengan pernikahan sang cucu, Naomi, yang menikah dengan kekasihnya di Gedung Putih, pada Sabtu (19/11).
Menurut proyeksi dari Population Reference Bureau, populasi usia 65 tahun ke atas di AS meningkat hampir dua kali lipat — dari 52 juta pada 2018, menjadi 95 juta pada 2060.
ADVERTISEMENT
“Pada tahun 2026, lebih dari satu dari empat pria berusia di atas 65 tahun masih akan bekerja,” lapor lembaga non-profit itu.