Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden , kembali menghidupkan harapan yang pernah diupayakan mantan Presiden Barack Obama untuk menutup penjara militer AS di Teluk Guantanamo , Kuba.
ADVERTISEMENT
Biden menjabat Wapres AS di era Obama. Namun usaha Obama menutup Guantanamo saat itu tak terealisasi usai mendapat tentangan dari Kongres AS yang menganggapnya terlalu berisiko.
Kini, pemerintahan Biden telah memulai peninjauan resmi terhadap masa depan penjara Guantanamo.
Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan penutupan Guantanamo diharapkan terealisasi sebelum Biden mengakhiri masa jabatannya pada 2024.
"Itu (menutup Guantanamo) pasti tujuan dan niat kami," ujar Psaki kepada wartawan pada Jumat (12/2) waktu setempat seperti dikutip dari Reuters.
Jajaran kabinet AS yang terlibat diskusi internal sedang mempertimbangkan tindakan eksekutif yang akan ditandatangani Biden dalam beberapa pekan atau bulan mendatang mengenai nasib Guantanamo.
"Kami sedang melakukan proses NSC (Dewan Keamanan Nasional -red) untuk menilai keadaan saat ini di bawah pemerintahan Biden yang diwarisi dari pemerintahan sebelumnya, sejalan dengan tujuan kami yang lebih luas untuk menutup Guantanamo," kata juru bicara NSC, Emily Horne.
ADVERTISEMENT
"NSC akan bekerja erat dengan Departemen Pertahanan, Negara, dan Kehakiman untuk membuat kemajuan menuju penutupan fasilitas GTMO, dan berkonsultasi dengan Kongres," tambahnya.
Diketahui, penjara Guantanamo dibangun di era Presiden George W Bush usai insiden penyerangan menara kembar WTC pada 11 September 2001.
AS menggambarkan penjara itu sebagai perang melawan teror. Namun menurut para pegiat HAM, Guantanamo tak ubahnya tempat penyiksaan para tahanan, yang sebagian besar bahkan belum diadili meski sudah ditahan selama puluhan tahun.
Obama yang menggantikan Bush, pernah berupaya menutup Guantanamo yang menghabiskan biaya operasional mencapai Rp 183 miliar per tahun.
Upaya Obama dimulai dengan meneken perintah eksekutif pada 2009. Namun 2 periode menjabat, Obama gagal merealisasikannya.
Sedangkan pengganti Obama, Trump sama sekali tak menyentuh persoalan Guantanamo. Harapan menutup Guantanamo pun kembali dihidupkan Biden.
ADVERTISEMENT
Kini, terdapat sekitar 40 orang yang masih ditahan di Guantanamo, termasuk warga negara Indonesia, Encep Nurjaman alias Hambali.
Bahkan Hambali yang sudah ditahan selama 18 tahun, baru ditetapkan sebagai tersangka kasus bom Bali I dan bom Hotel JW Marriott pada akhir Januari lalu.
Tahanan Guantanamo lain yang mendapat perhatian khusus yakni Khalid Sheikh Mohammed, pria yang disebut sebagai dalang di balik serangan 9/11. Khalid telah dijatuhi vonis hukuman mati.