Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Joe Biden Serukan Larangan Penggunaan Senjata Serbu Usai Penembakan di Colorado
24 Maret 2021 6:23 WIB
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden , memastikan dalam waktu dekat akan mendorong senat dan DPR agar mengesahkan dua RUU terkait Pengawasan Senjata. Hal ini tidak lama setelah terjadi penembakan di swalayan King Soopers, Colorado.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak perlu menunggu satu menit lagi apalagi satu jam untuk mengambil langkah-langkah akal sehat yang akan menyelamatkan nyawa di masa depan, dan saya mendorong rekan-rekan saya di DPR dan Senat untuk bertindak," kata Biden di Gedung Putih dikutip dari Reuters, Rabu (24/3).
Biden meminta Senat menyetujui dua RUU yang sudah disahkan oleh DPR pada 11 Maret lalu terkait dengan pengawasan senjata. Sebab dengan berlakunya UU itu, maka izin pembelian senjata api di AS akan diperketat.
Presiden dari Partai Demokrat itu juga menyerukan pelarangan senjata jenis serbu.
Sementara Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan Biden juga tengah mempertimbangkan berbagai tindakan eksekutif untuk mengatasi kekerasan senjata. Menurutnya, tindakan semacam itu tidak membutuhkan persetujuan kongres.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, polisi telah menangkap pelaku penembakan di swalayan King Soopers, Colorado. Pelaku merupakan seorang remaja berusia 21 tahun bernama Ahmad Al Aliwi Alissa.
Alissa menyerang swalayan King Soopers menggunakan senapan serbu dan pistol. Bahkan ia juga menggunakan rompi taktis.
Akibat peristiwa itu, 10 orang dilaporkan tewas termasuk seorang polisi. Identitas para korban tewas kini sudah diidentifikasi.
Mereka adalah Denny Stong (20); Neven Stanisic (23); Rikky Olds (25); Tralona Bartkowiak (49); Suzanne Fountain (59); Teri Leiker (51); Kevin Mahoney (61); Lynn Murray (62); Jody Waters (65) dan seorang polisi Eric Talley (51).
Sejauh ini, pihak berwenang meyakini Alissa bertindak seorang diri dalam peristiwa itu. Tapi, terkait motif pelaku melakukan penembakan, mereka belum mengungkapkan kepada publik.
ADVERTISEMENT
"Terlalu dini bagi kami untuk menarik kesimpulan apa pun saat ini," kata seorang agen FBI Michael Schneider.