Joe Biden Telepon PM Irak, Bahas Kerusuhan di Baghdad yang Tewaskan 23 Orang

1 September 2022 4:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengikut pemimpin Syiah Irak Muqtada al-Sadr membawa barang-barang mereka saat mereka mundur dari jalan-jalan setelah bentrokan keras, di Zona Hijau di Baghdad, Irak, Selasa (30/8/2022). Foto: Ahmad Saad/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pengikut pemimpin Syiah Irak Muqtada al-Sadr membawa barang-barang mereka saat mereka mundur dari jalan-jalan setelah bentrokan keras, di Zona Hijau di Baghdad, Irak, Selasa (30/8/2022). Foto: Ahmad Saad/REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dikabarkan telah berbicara melalui sambungan telepon dengan perdana menteri sementara Irak, Mustafa Al-Kadhimi. Mereka membahas kerusuhan yang baru terjadi di Baghdad pekan ini.
ADVERTISEMENT
Informasi itu disampaikan oleh Gedung Putih dalam sebuah pernyataan usai panggilan itu berlangsung, pada Rabu (31/8).
“Presiden memuji kepemimpinan Perdana Menteri Kadhimi selama meningkatnya ketegangan dan kekerasan dalam periode 24 jam awal pekan ini,” kata Gedung Putih dikutip dari Reuters.
PM Irak, Mustafa al-Kadhmi. Foto: Dan Kitwood/Getty Images
Pihaknya menambahkan, Biden dan Al-Kadhimi sepakat untuk tetap menjaga komunikasi dalam beberapa minggu ke depan.
“Biden dan perdana menteri Irak menyambut baik kembalinya keamanan ke jalan-jalan dan meminta para pemerintah lokal untuk terlibat dalam dialog yang sejalan dengan konstitusi Irak,” timpal Gedung Putih.

Kericuhan di Baghdad Berawal dari Pengunduran Diri Muqtada al-Sadr

Kerusuhan pekan ini berawal dari pernyataan seorang ulama terkemuka sekaligus pemimpin Syiah, Muqtada al-Sadr, yang mengumumkan pengunduran dirinya dari politik Irak pada Senin (29/8).
“Dengan ini saya mengumumkan penarikan diri saya yang terakhir,” kata al-Sadr. Pernyataan itu ia sampaikan di Twitter, menyusul 10 bulan sejak pemerintahan Irak tidak dijalankan oleh pemimpin terpilih.
Pendukung pemimpin populis Irak Moqtada al-Sadr memprotes di Zona Hijau, di Baghdad, Irak, Senin (29/8/2022). Foto: Alaa Al-Marjani/Reuters
Imbasnya, pendukung al-Sadr menyerbu zona hijau di Baghdad, termasuk Istana Kepresidenan Irak. Zona hijau adalah salah satu kawasan paling penting di Irak, sebab di kawasan tersebut telah terletak gedung pemerintahan hingga hampir seluruh misi asing.
ADVERTISEMENT
Pengikut al-Sadr yang dikenal sebagai gerakan Sadrist bentrok dengan aparat keamanan serta kelompok pendukung oposisi sesama Syiah.
Situasi baru dapat mereda usai al-Sadr pada Selasa (30/8) memerintahkan para pendukungnya untuk mengakhiri protes di Baghdad.
Pemimpin Syiah Irak Moqtada al-Sadr berbicara dalam konferensi pers di Najaf, Irak, Selasa (30/8/2022). Foto: Sadr office/Handout via REUTERS
“Ini bukan revolusi karena telah kehilangan karakter damainya. Menumpahkan darah orang Irak dilarang,” tegas al-Sadr.
Al-Sadr mengeluarkan pernyataannya dalam pidato yang disiarkan di televisi. Dalam pidatonya, ia juga meminta maaf atas kekacauan yang telah menewaskan 23 orang tersebut. Petugas medis mengatakan, bentrokan bahkan telah mencederai 380 orang lainnya