Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Joe Biden Telepon PM Irak, Bahas Kerusuhan di Baghdad yang Tewaskan 23 Orang
1 September 2022 4:10 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Informasi itu disampaikan oleh Gedung Putih dalam sebuah pernyataan usai panggilan itu berlangsung, pada Rabu (31/8).
“Presiden memuji kepemimpinan Perdana Menteri Kadhimi selama meningkatnya ketegangan dan kekerasan dalam periode 24 jam awal pekan ini,” kata Gedung Putih dikutip dari Reuters.
Pihaknya menambahkan, Biden dan Al-Kadhimi sepakat untuk tetap menjaga komunikasi dalam beberapa minggu ke depan.
“Biden dan perdana menteri Irak menyambut baik kembalinya keamanan ke jalan-jalan dan meminta para pemerintah lokal untuk terlibat dalam dialog yang sejalan dengan konstitusi Irak,” timpal Gedung Putih.
Kericuhan di Baghdad Berawal dari Pengunduran Diri Muqtada al-Sadr
Kerusuhan pekan ini berawal dari pernyataan seorang ulama terkemuka sekaligus pemimpin Syiah, Muqtada al-Sadr, yang mengumumkan pengunduran dirinya dari politik Irak pada Senin (29/8).
“Dengan ini saya mengumumkan penarikan diri saya yang terakhir,” kata al-Sadr. Pernyataan itu ia sampaikan di Twitter, menyusul 10 bulan sejak pemerintahan Irak tidak dijalankan oleh pemimpin terpilih.
Imbasnya, pendukung al-Sadr menyerbu zona hijau di Baghdad, termasuk Istana Kepresidenan Irak. Zona hijau adalah salah satu kawasan paling penting di Irak, sebab di kawasan tersebut telah terletak gedung pemerintahan hingga hampir seluruh misi asing.
ADVERTISEMENT
Pengikut al-Sadr yang dikenal sebagai gerakan Sadrist bentrok dengan aparat keamanan serta kelompok pendukung oposisi sesama Syiah.
Situasi baru dapat mereda usai al-Sadr pada Selasa (30/8) memerintahkan para pendukungnya untuk mengakhiri protes di Baghdad.
“Ini bukan revolusi karena telah kehilangan karakter damainya. Menumpahkan darah orang Irak dilarang,” tegas al-Sadr.
Al-Sadr mengeluarkan pernyataannya dalam pidato yang disiarkan di televisi. Dalam pidatonya, ia juga meminta maaf atas kekacauan yang telah menewaskan 23 orang tersebut. Petugas medis mengatakan, bentrokan bahkan telah mencederai 380 orang lainnya