Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Joe Biden Terinfeksi COVID-19, Kasus Omicron BA.5 Meroket di AS
22 Juli 2022 11:02 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Kabar Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, terinfeksi COVID-19 subvarian Omicron BA.5 menjadi peringatan bagi otoritas kesehatan negara itu pada Kamis (21/7/2022).
ADVERTISEMENT
Varian BA.5 telah mendominasi kasus infeksi baru di AS. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mencatat, BA.5 menyumbang lebih dari 60 persen jumlah infeksi baru.
Tim Respons COVID-19 Gedung Putih telah memperingatkan risiko mengenai lonjakan kasus BA.5 sejak pekan lalu. Pihaknya mengatakan, seseorang yang telah menerima booster tetap berisiko terinfeksi BA.5.
Pemerintahan Biden memperkirakan, kasus infeksi akan melonjak selama musim dingin mendatang. Gedung Putih lantas mendesak masyarakat agar disiplin langkah perlindungan diri.
Per 12 Juli, AS mencatat rata-rata 5.100 kasus rawat inap setiap harinya. Pihaknya menerangkan, angka itu mencapai dua kali lipat penerimaan rumah sakit sejak awal Mei. Sementara itu, rata-rata kematian harian akibat corona mencapai 350 orang.
"Selama beberapa pekan terakhir, sublineage Omicron BA.4 dan BA.5 telah meningkat di Amerika Serikat," ujar Direktur CDC, Dr. Rochelle Walensky, dikutip dari laman resmi Gedung Putih.
New York Times mengungkap pada Rabu (20/7/2022), AS melaporkan rata-rata 127.700 kasus infeksi dan 426 kematian akibat corona setiap harinya.
ADVERTISEMENT
Data itu turut menunjukkan, infeksi corona telah meningkat di setidaknya 40 negara bagian di AS. Rawat inap turut melonjak hingga 19 persen selama dua pekan terakhir.
CDC menempatkan sekitar 35 persen wilayah negara itu dalam kategori berisiko tinggi pada pekan lalu. Wilayah tersebut menaungi sekitar 55 persen populasi di AS.
Badan itu merekomendasikan penduduk untuk memakai masker di tempat umum dalam ruangan. Namun, negara bagian belum kembali mengadopsi mandat untuk membendung infeksi.
Peringatan COVID-19 di Chicago berada pada tingkat tinggi pada pekan lalu. Tetapi, otoritas kesehatan menyerukan agar masyarakat tidak membiarkan virus itu mengendalikan hidup mereka.
Lousiana menggambarkan lonjakan kasus infeksi sebagai hujan deras. Meski begitu, otoritas kesehatan menolak menyebut bahwa situasinya semakin mengkhawatirkan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, King County telah mendiskusikan pengembalian mandat wajib masker. Tetapi, para pejabat lebih memilih agar masyarakat mengenakannya secara sukarela.
"Kami tidak dapat memiliki rentetan mandat tak terbatas yang memaksa orang untuk melakukan ini, itu, dan lainnya," ujar pejabat kesehatan setempat, Jeffrey Duchin, dikutip dari New York Times.
California mengambil langkah berbeda. Otoritas kesehatan setempat mengeluarkan peringatan keras dan mempertimbangkan penerapan pembatasan. Para ahli mengatakan, peringatan itu dipicu oleh data yang mengkhawatirkan.
Data terkait penyebaran virus bahkan tidak mencukupi lantaran pengujian publik yang semakin berkurang. Terlepas dari itu, para ahli menegaskan, munculnya gelombang baru tidak dapat disangkal.
"Anda tidak perlu menghitung setiap tetes hujan untuk mengetahui bahwa hari itu hujan," tegas pejabat kesehatan di Louisiana, Dr Joseph Kanter.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, rendahnya jumlah kematian memberikan peluang bagi masyarakat. Data menunjukkan, AS memasuki tahap pandemi yang tidak terlalu mematikan berkat vaksinasi dan perawatan.
"Kami tidak berada di level yang sama dengan lonjakan sebelumnya," jelas asisten direktur departemen kesehatan di San Antonio, Dr Anita Kurian.