Jokowi: 2 Minggu Ini Pusing Urusan Bola, Host Tanda Tangan, Kehendak Allah Batal

2 April 2023 12:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi berbincang dengan pelatih dan pemain Timnas U-20 dan U-22 saat menjalani sesi latihan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (1/4/2023). Foto: Kris/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi berbincang dengan pelatih dan pemain Timnas U-20 dan U-22 saat menjalani sesi latihan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (1/4/2023). Foto: Kris/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
FIFA membatalkan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia yang seharusnya digelar pada 20 Mei hingga 11 Juni 2023. Presiden Joko Widodo mengaku pusing atas polemik ini.
ADVERTISEMENT
“Tapi urusan bola ini memang, pusing saya dua minggu gara-gara bola, pusing betul. Karena apa pun sudah sulit, sangat sulit bisa jadi tuan rumah, yang ajukan bukan satu dua tiga [negara], puluhan,” kata Jokowi di kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Minggu (2/4).
Jokowi menyebut Indonesia tidak mudah bisa mendapatkan kesempatan sebagai tuan rumah. Berbagai persiapan terus dilakukan selama bertahun-tahun, mulai dari persiapan Timnas U-20 hingga perbaikan infrastruktur.
Setelah terpilih, Indonesia juga sudah meneken kesepakatan dengan FIFA sebagai negara tuan rumah. Jokowi menuturkan, kesepakatan ini juga ditandatangani oleh kepala daerah provinsi dan kota tempat Piala Dunia U-20 digelar.
“Kita juga ajukan lobi sana-sini sampaikan kesiapan infra dan fasilitas. Akhirnya 3 negara, dan kita dipilih. Kita siapkan 3 tahun. Lapangan dicek, perbaiki, cek perbaiki, tidak semudah itu dan saat kita tanda tangan guarantee country house, sudah tercantum semua apa-apa, kita commit, kita tanda tangan,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Namun nasib berkata lain, FIFA akhirnya tetap memutuskan mencoret Indonesia sebagai negara tuan rumah. Keputusan ini diambil setelah beberapa pertimbangan, termasuk penolakan terhadap Israel oleh beberapa kepala daerah hingga tragedi Kanjuruhan pada Oktober 2022 lalu.
Jokowi pun menilai keputusan FIFA ini sebagai pembelajaran bagi Indonesia khususnya PSSI untuk membenahi dunia sepak bola Tanah Air.