Jokowi: 2 Tahun Terakhir Pers Tertekan, Media Mainstream Harus Bertransformasi

9 Februari 2022 10:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi tinjau kampung Jeruk di Liang Melas Datas, Karo, Sumut Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi tinjau kampung Jeruk di Liang Melas Datas, Karo, Sumut Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi memberikan sambutan dalam puncak Hari Pers Nasional 2022 pada Rabu (9/2) secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Jokowi mengaku terus memantau perkembangan pers nasional. Ia paham, dalam dua tahun terkahir industri pers di Indonesia mengalami tekanan berat karena berbagai macam faktor termasuk COVID-19.
"Saya tahu dalam 2 tahun terakhir industri pers nasional mengalami tekanan yang luar biasa beratnya. Mengatasi tekanan akibat pandemi, mengatasi tekanan akibat disrupsi digital, dan juga mengatasi tekanan dari berbagai platform raksasa asing yang menggerus, menggerus potensi ekonomi dan pengaruh media media arus utama," kata Jokowi.
"Perubahan drastis lanskap persaingan media melahirkan berbagai persoalan yang pelik," tambah dia.
Presiden Joko Widodo menyampaikan perkembangan terkait COVID-19, Kamis (3/2/2022). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Eks Wali Kota Solo itu menuturkan, saat ini semakin bermunculan sumber informasi dan konten alternatif lain selain pers dari media konvensional dan mainstream. Namun, konten tersebut sayangnya banyak yang tidak sesuai dengan fakta.
ADVERTISEMENT
"Munculnya sumber-sumber informasi alternatif, tumbuh suburnya tren informasi yang semata mengejar jumlah klik atau viewers, membanjirinya konten-konten yang hanya mengejar viral, masifnya informasi yang menyesatkan bahkan adu domba, sehingga menimbulkan kebingungan dan bahkan perpecahan," tutur Jokowi.
Oleh sebab itu, Jokowi meminta kepada insan pers terutama media mainstream harus segera melakukan transformasi dan inovasi. Sebab, hanya dengan itu insan pers akan mampu bertahan di zaman dan teknologi yang semakin maju.
"Dalam kondisi yang penuh tekanan ini, media-media mainstream, media-media arus utama harus secepatnya bertransformasi," kata Jokowi.
"Harus semakin inovatif meningkatkan teknologi untuk mengakselerasi pertumbuhan yang sehat, membanjiri kanal-kanal dan platform-platform dengan berita-berita baik dan mencerdaskan dan mengisi konten-konten yang berkualitas dan menjadikan kepercayaan dan integritas sebagai modal untuk merebut peluang-peluang yang ada," tutur Jokowi.
ADVERTISEMENT