Jokowi: Biasanya Kasus Bullying Ditutup-tutupi demi Nama Baik Sekolah

2 Maret 2024 10:24 WIB
·
waktu baca 1 menit
Presiden Jokowi, Jumat (11/10/2019). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi, Jumat (11/10/2019). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi meminta kasus bullying jangan ditutup-tutupi demi nama baik sekolah.
ADVERTISEMENT
Jokowi menyampaikan itu di Pembukaan Kongres XXIII PGRI di Jakarta, Sabtu (2/2).
"Jangan sampai kasus bullying ditutup-tutupi, tapi diselesaikan. Biasanya kasus bullying ini ditutup-tutupi, melindungi nama baik sekolah," kata Jokowi.
"Saya kira yang baik adalah menyelesaikan dan memperbaiki," ujar Jokowi melanjutkan.
Pidato Presiden Jokowi pada KTT Global COVID-19 ke-2, Washington DC, Kamis (12/5/2022). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi awalnya prihatin dan khawatir atas banyaknya kasus yang terjadi di sekolah.
"Saya betul-betul khawatir akhir-akhir ini terjadinya kasus bullying, terjadinya kasus perundungan, kasus kekerasan, kasus pelecehan, yang bahkan ada yang memakan korban jiwa," ujar Jokowi.
Jokowi melanjutkan, "Ini tidak boleh terjadi lagi. Sekolah harus menjadi safe house, harus menjadi rumah yang aman bagi siswa-siswa kita untuk belajar, untuk bertanya, untuk berkreasi, untuk bermain, untuk bersosialisasi."
"Jangan sampai ada siswa yang takut-ketakutan di sekolah, jangan sampai ada siswa yang tertekan di sekolah, dan tidak betah di sekolah," kata Jokowi.
ADVERTISEMENT