Jokowi Bicara Ancaman Krisis Ekonomi di KLB Gerindra: Tak Ada Negara yang Siap

8 Agustus 2020 12:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan saat meninjau Pantai So Long di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.  Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden-Muchlis Jr
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan saat meninjau Pantai So Long di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden-Muchlis Jr
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi jadi salah satu tamu penting yang ikut memberikan sambutan secara virtual dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Gerindra yang digelar di Hambalang, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang dibahas Jokowi adalah ancaman krisis ekonomi dan kesehatan yang dialami Indonesia akibat pandemi COVID-19.
"Kongres Luar Biasa Partai Gerindra kali ini diselenggarakan dalam situasi yang juga luar biasa. 215 negara di dunia tengah menghadapi situasi ketidakpastian, krisis kesehatan, dan juga sekaligus krisis ekonomi yang tidak pernah terjadi sebelumnya," kata Jokowi, Sabtu (8/8).
Kongres Luar Biasa Partai Gerindra untuk Pengukuhan Prabowo Subianto jadi Ketum Lagi. Foto: Dok- Ist
Imbas dari pandemi, banyak negara, termasuk Indonesia, yang mengalami pertumbuhan ekonomi jadi minus. Bahkan, baru-baru ini, diumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2020 minus 5,32 persen.
Akan tetapi, Jokowi mengungkapkan tak ada satu pun negara yang siap menghadapi dampak yang ditimbulkan dari pandemi corona ini, termasuk krisis ekonomi.
"Tidak ada satu pun negara yang siap dalam menghadapi krisis seperti ini. Lebih dari 18 juta penduduk dunia terinfeksi COVID-19 dengan 696 ribu kematian," ujar Jokowi.
ADVERTISEMENT
"Pertumbuhan ekonomi berbagai negara di dunia juga mengalami kontraksi yang dalam," imbuhnya.

Dunia Alami Krisis Ekonomi Terburuk

Dia mencontohkan negara-negara seperti Prancis, Jerman, Amerika Serikat hingga Singapura yang juga mengalami pertumbuhan ekonomi minus. Jokowi kemudian mengutip pernyataan International Monetary Fund (IMF), yang menyebut krisis ekonomi yang terjadi saat ini menjadi yang terbesar sejak 1930.
Rapat terbatas perdana Presiden Joko Widodo bersama menteri kabinet Indonesia Maju menggunakan pembatas dari kaca akrilik di Istana Negara, Jakarta, Senin (3/8). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris
"Dana moneter dunia, IMF, bahkan memprediksi bahwa perekonomian dunia akan mengalami krisis keuangan terburuk sejak depresi besar di tahun 1930. Inilah situasi yang sedang kita hadapi hari ini. Persoalan nyata di depan mata, yang tidak gampang dan tidak mudah," jelas dia.
Meski begitu, ia mendorong semua pihak untuk optimisme dan lebih semangat menghadapi persoalan ini. Jokowi minta semua pihak bahu membahu untuk kepentingan nasional dan mewujudkan tujuan besar bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Semangat inilah yang harus terus kita gelorakan saat menghadapi situasi yang sangat-sangat sulit ini. Di tengah situasi yang berat seperti ini, kita wajib bersyukur, muncul semangat gotong royong, saling membantu, saling berbagi beban antar berbagai elemen masyarakat," pungkasnya.
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona