Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Musyawarah Besar Pemuda Pancasila (PP) ke-60 pada 26-28 Oktober, terasa istimewa bagi para pengurus dan anggota. Pasalnya, mereka mendapat keluarga baru yaitu Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
ADVERTISEMENT
Keduanya resmi menjadi anggota kehormatan Pemuda Pancasila yang ditandai penerimaan kartu anggota luar biasa. Jokowi menerima kartu itu saat hadir di sesi pembukaan pada Sabtu (26/10), sementara Ma'ruf saat penutupan Mubes pada Senin (28/10).
Keduanya kompak mengenakan seragam kebesaran Pemuda Pancasila berwarna loreng saat hadir di Mubes PP di Hotel Sultan, Jakpus, itu.
“Dengan diterimanya kartu tanda anggota Pemuda Pancasila tersebut, maka Bapak Jokowi dan Bapak Mar’uf Amin telah resmi menjadi bagian dari keluarga besar Pemuda Pancasila," ucap Ketua Japto Umum Pemuda Pancasila Soerjoesoemarno, Sabtu (28/10).
"Dengan demikian, kami kami secara organisasi ikut bertanggung jawab menjaga Pak Jokowi dan Pak Mar’uf Amin,” imbuhnya. Di Pilpres 2019, PP memang mendukung Jokowi-Ma'ruf.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila, Bambang Soesatyo, Pemuda Pancasila merasa terhormat atas kesediaan Jokowi dan Ma'ruf hadiri di Mubes PP dan menjadi anggota kehormatan.
Sejak didirikan pada 28 Oktober 1959 atas inisiasi Jenderal Besar AH Nasution, Pemuda Pancasila yang kini berusia 60 tahun (setengah abad lebih) telah memainkan banyak peranan penting dalam menjaga, menyebarkan, dan menanamkan nilai-nilai Pancasila.
"Keberadaan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin dalam keluarga besar Pemuda Pancasila meneguhkan bahwa antara nilai-nilai nasionalis dan nilai agamis bisa berbaur dalam rumah besar Pancasila. Karena nilai-nilai Pancasila sesungguhnya tak pernah bertentangan dengan nilai-nilai nasionalisme dan nilai-nilai agama," jelas Bamsoet, Kamis (31/10).
Bahkan, kata Bamsoet, pada sila pertamanya, Pancasila menegaskan akan nilai-nilai ketuhanan, baru kemudian kemanusiaan, dan selanjutnya persatuan. Artinya, siapa pun yang menentangkan Pancasila dengan nilai-nilai ajaran agama maupun sebaliknya, menunjukan ketidakpahamannya terhadap Pancasila itu sendiri.
ADVERTISEMENT
"Para founding fathers kita sejak awal mempersiapkan kemerdekaan menyadari bahwa kemajemukan bangsa Indonesia merupakan rahmat Tuhan yang perlu disyukuri. Bukan justru menjadi pemecah belah rakyat dalam mengisi kemerdekaan. Ditunjang dengan sistem demokrasi yang kini kita anut, menjadikan Pancasila sangat relevan, bukan untuk memaksakan persatuan, melainkan untuk mengelola keberagaman menjadi kekuatan," pungkas Bamsoet.