Jokowi di HPN: Dunia Pers Sedang Tak Baik; Ingatkan Tetap Idealis di Pemilu

10 Februari 2023 8:33 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi memberikan sambutan pada Puncak Peringatan Hari Pers Nasional Tahun 2023, di Gedung Serbaguna Pemerintah Provinsi Sumatra Utara, Kamis (9/2/2023).
 Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi memberikan sambutan pada Puncak Peringatan Hari Pers Nasional Tahun 2023, di Gedung Serbaguna Pemerintah Provinsi Sumatra Utara, Kamis (9/2/2023). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi membuka acara Hari Pers Nasional (HPN) ke-73 di Deli Serdang, Sumatera Utara. Hari Pers Nasional tahun ini mengusung tema 'Pers Merdeka, Demokrasi Bermartabat'.
ADVERTISEMENT
Ada sejumlah hal yang disampaikan Jokowi.
Apa saja? berikut rangkumannya.
Ilustrasi "Pers" Foto: Indra Fauzi

Dunia Pers Tidak Sedang Baik-baik Saja

Jokowi menekankan saat ini situasi dunia pers saat ini sedang tidak baik-baik saja.
"Pada hari peringatan hari pers nasional sekarang saya ingin mengatakan bahwa dunia pers tidak sedang baik baik saja. Saya ulang dunia pers tidak sedang baik baik saja," kata Jokowi di lokasi, Kamis (9/2).
Permasalahan pers saat ini menurut Jokowi sudah bergeser. Bukan lagi soal kebebasan dalam memproduksi sebuah berita.
"Dulu isu utama dunia pers adalah kebebasan pers, selalu itu yang kita suarakan. tapi apa sekarang isu utamanya sama? menurut saya bergeser. Karena kurang bebas apa lagi sekarang ini. Pers mencakup seluruh bidang informasi dan digital, semua bebas membuat berita dengan sebebas-bebasnya," tutur Jokowi.
ADVERTISEMENT
"Sekarang ini masalah utama menurut saya adalah membuat pemberitaan yang bertanggung jawab," sambungnya.
Presiden Jokowi di peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2023 di GSG Deliserdang, Sumut, Kamis (9/2/2023). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden

Minta Semua Pihak Mendukung Media Arus Utama

Jokowi mengajak semua pihak untuk mendukung media mainstream atau arus utama dalam menyajikan informasi yang terverifikasi dan bertanggung jawab.
"Saya meminta semua pihak baik kepada lembaga pemerintah pusat dan daerah, BUMN, perusahaan swasta, lembaga swadaya masyarakat, untuk mendukung keberadaan media arus utama," ucap Jokowi dalam Hari Pers Nasional di Gedung Serbaguna Pemprov Sumatra Utara, Kabupaten Deli Serdang, Kamis (9/2).
Jokowi menyebut media arus utama sangat dibutuhkan sebagai rumah penjernih informasi (clearing house of information) dalam menyajikan informasi terverifikasi dan menjalankan peran sebagai communication of hope yang memberikan harapan kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Peran utama media kini semakin penting untuk mengamplifikasi kebenaran dan menyingkap fakta terutama di tengah keganasan post truth, pascafakta dan pascakebenaran," terang Jokowi.
Media arus utama juga diharapkan menjaga dan mempertahankan misinya untuk mencari kebenaran (searching the truth) dan membangun optimisme.
Jokowi mengatakan untuk menjadi media yang eksis memang harus melakukan inovasi-inovasi, harus adaptif terhadap teknologi dan melakukan langkah-langkah strategis.
"Namun media massa tak boleh dibiarkan jalan sendiri, pemerintah dan semua pemangku kepentingan harus memberikan dukungan," tegas Jokowi.
Presiden Joko Widodo menghadiri puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) ke-73 di Gedung Serbaguna Pemprov Sumut di Deli Serdang, Kamis (9/2/2023). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden

Jokowi: Pers Membuka Harapan Orang Biasa Seperti Saya Bisa Jadi Presiden

Joko Widodo mengenang masa-masa blusukan dengan para wartawan saat menjadi Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga sekarang menjadi Presiden RI, saat berpidato di peringatan Hari Pers Nasional di Deli Serdang, Kamis (9/2).
ADVERTISEMENT
Jokowi berterima kasih atas kontribusi pers kepada bangsa dan negara. Media, menurut Jokowi, berkontribusi besar dalam menyuarakan ajakan perjuangan kemerdekaan, inovasi pembangunan, dan menjadi penopang utama demokratisasi.
"Atas nama rakyat Indonesia dan atas nama pemerintah, saya menyampaikan selamat hari pers pada seluruh insan pers Indonesia di mana pun berada," kata Jokowi.
Ilustrasi jurnalis game. Foto: Shutterstock

60% Belanja Iklan Diambil Platform Asing

Jokowi berbicara mengenai keberlanjutan industri media konvensional yang menghadapi tantangan berat seiring perkembangan zaman. Ia menuturkan media konvensional menghadapi tantangan berat karena 60 persen iklan dikuasai platform asing.
"Keberlanjutan industri media konvensional juga menghadapi tantangan berat. Saya mendengar banyak mengenai ini bahwa sekitar 60 persen belanja iklan telah diambil oleh media digital terutama platform-platform asing, ini sedih, lho, kita," kata Jokowi dalam peringatan Hari Pers Nasional 2023 yang diadakan di Gedung Serbaguna (SGS) Pemprov Sumut di Deli Serdang, Kamis (9/2).
ADVERTISEMENT
Jokowi tak merinci platform digital asing yang dimaksudnya, tapi platform digital asing yang terdaftar di Indonesia misalnya Google, TikTok, Facebook, Instagram, dan sebagainya.
Oleh karena itu, Jokowi mengatakan harus ada payung hukum terkait kerja sama perusahaan platform digital dengan perusahaan pers untuk mendukung jurnalisme berkualitas yang akan diatur dalam perpres. Ia ingin agar aturan itu selesai pada bulan ini.
Saran saya bertemu kemudian dalam satu bulan ini harus selesai mengenai perpres ini, jangan lebih dari satu bulan. Saya akan ikut nanti dalam beberapa pembahasan mengenai ini," tutur Jokowi.
Ia menuturkan akibat belanja iklan dikuasai platform asing, keuangan media konvensional akan terus berkurang. Jokowi menyebut hal ini harus segera diatasi.
"Sekali lagi sekitar 60 persen belanja iklan telah diambil oleh media digital terutama platform-platform asing. Artinya apa? sumber daya keuangan media konvensional akan semakin berkurang terus," ucapnya.
ADVERTISEMENT
"Larinya pasti ke sana dan sebagian sudah mengembangkan diri ke media digital, tetapi dominasi platform asing dalam mengambil belanja iklan ini telah menyulitkan media dalam negeri kita," lanjut Jokowi.
Presiden Jokowi di peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2023 di GSG Deliserdang, Sumut, Kamis (9/2/2023). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden

Jokowi Ingatkan Media Tetap Idealis dan Objektif saat Pemilu 2024

ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi meminta media massa tetap menjunjung tinggi idealisme di tahun politik saat pemilu 2024. Kata Jokowi, media massa harus tetap menjadi pilar demokrasi.
"Memasuki tahun politik media massa harus tetap berpegang teguh pada idealisme, objektif, dan tidak tergelincir dalam polarisasi," jelas Jokowi dalam pidato Hari Pers Nasional di Gedung Serbaguna Pemprov Sumut di Deli Serdang, Kamis (9/2).
Jokowi melanjutkan, media massa harus bisa mendorong pelaksanaan pemilu yang jujur dan adil.
ADVERTISEMENT
"Media harus mendorong pelaksanaan Pemilu 2024 supaya berjalan jujur dan adil, serta meneguhkan persatuan Indonesia," urai dia.
Jokowi mengingatkan peran media massa yang menjadi bagian penting dari demokrasi.
"Harus tetap menjadi pilar demokrasi yang keempat dan menjadi referensi utama bagi masyarakat dalam mendapatkan informasi," kata dia.
Presiden Joko Widodo menghadiri puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) ke-73 di Gedung Serbaguna Pemprov Sumut di Deli Serdang, Kamis (9/2/2023). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden

Jokowi Sebut Ada 2 Draf Perpres soal Platform Asing, Minta Sebulan Selesai

Presiden Jokowi menyadari kondisi media mainstream atau media arus utama, sedang menghadapi tantangan berat. Terutama setelah kehadiran platform digital asing yang mengambil porsi belanja iklan.
Jokowi bercerita malam tadi mengundang insan pers untuk membicarakan masalah ini dan sepakat untuk segera menerbitkan aturan dalam Perpres untuk menjaga eksistensi media mainstream.
"Saya mendengar banyak mengenai ini bahwa sekitar 60 persen belanja iklan telah diambil oleh media digital terutama platform-platform asing. Ini sedih lho kita," ucap Jokowi dalam Hari Pers Nasional di Gedung Serbaguna Pemprov Sumatra Utara, Kabupaten Deli Serdang, Kamis (9/2).
ADVERTISEMENT
Namun, Jokowi mengungkap ada dua draf Perpres yang diajukan terkait dukungan untuk jurnalisme berkualitas, yaitu dari Kemenkominfo dan satu lagi dari insan pers.
"Menkominfo baru saja mengajukan izin prakarsa mengenai Rancangan Perpres tentang kerja sama perusahaan platform digital dengan perusahaan pers untuk mendukung jurnalisme yang berkualitas," ungkap Jokowi.
"Tapi ada usulan lain, Rancangan Perpres tentang tanggung jawab perusahaan platform digital untuk mendukung jurnalisme yang berkualitas," imbuhnya.
Jokowi menyarankan agar Kominfo segera bertemu dengan insan pers dalam satu bulan ini, untuk menyelesaikan draf Perpres yang akan diteken oleh Jokowi.
"Jangan lebih dari satu bulan. Saya akan ikut nanti dalam beberapa pembahasan mengenai ini," pinta Jokowi.
Usai acara, Jokowi menyebut hanya ada beberapa poin di draf Perpres soal platform asing yang perlu dibahas oleh Kominfo, Dewan Pers, dan tokoh tokoh pers.
ADVERTISEMENT
"Itu tinggal ketemu saja kok masa enggak bisa ketemu untuk menyelesaikan draf yang sudah selesai. Itu tinggal beberapa poin saja yang perlu harmonisasi," kata Jokowi.
"Kan saya tinggal nunggu drafnya. Draf masuk ke saya tinggal saya tanda tangani," jelasnya.
Presiden Joko Widodo menghadiri puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) ke-73 di Gedung Serbaguna Pemprov Sumut di Deli Serdang, Kamis (9/2/2023). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden

Jokowi: Algoritma Raksasa Digital Dorong Konten Recehan, Korbankan Jurnalisme

Presiden Jokowi mengungkap tantangan apa saja yang dihadapi insan pers media arus utama (mainstream) saat ini. Salah satunya disrupsi dari platform digital yang abai prinsip jurnalistik.
"Sekarang ini masalah yang utama menurut saya adalah membuat pemberitaan yang bertanggung jawab. karena masyarakat kebanjiran berita, dari media sosial dan media digital lainnya, termasuk platform-platform asing. Dan umumnya tidak beredaksi atau dikendalikan oleh AI (artificial intelligence)," kata Jokowi saat membuka Hari Pers Nasional (HPN) ke-73 di Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (9/2).
ADVERTISEMENT
Konten-konten yang dibuat tak lagi demi mencerdaskan masyarakat. Semata-mata, tapi demi keuntungan pribadi.
"Algoritma raksasa digital cenderung mementingkan sisi komersial saja. Dan hanya akan mendorong konten-konten recehan yang sensasional. Yang sekarang ini banyak sekali dan mengorbankan kualitas isi dan jurnalisme otentik," sambung dia.
Ini harus dihadapi bersama-sama oleh insan pers dan pemerintah. Menurut Jokowi, apabila tidak bekerja sama dengan baik, media mainstream akan semakin ketinggalan.
"Ini yang kita akan semakin kehilangan. Hal semacam ini tidak boleh mendominasi kehidupan masyarakat kita. Media konvensional yang beredaksi semakin terdesak dalam peta pemberitaan," tutur Jokowi.