Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Jokowi di KTT G20 India: Walk the Talk, We Only Have One Earth
9 September 2023 15:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Kita semua harus walk the talk, because we only have one earth," kaya Jokowi di Bharat Mandapam, IECC, Pragati Maidan, India, Sabtu (9/9).
Menurut Jokowi, upaya bersama menjaga bumi harus dilakukan karena bumi milik semua pihak, khususnya generasi masa depan.
"One earth, for everybody. One earth, for us and for our future generation," ungkapnya.
Jokowi mengungkapkan, Indonesia telah melakukan sejumlah aksi nyata untuk melindungi bumi. Di antaranya menekan deforestasi hingga restorasi mangrove.
"Indonesia di tahun 2022, telah turunkan emisi 91,5 juta ton. Laju deforestasi ditekan hingga 104 ribu hektare. Hutan dan lahan direhabilitasi seluas 77 ribu hektare dan mangrove direstorasi seluas 34 ribu hektare,” jelasnya.
Jokowi melanjutkan, ada sejumlah upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi peningkatan suhu bumi yang diprediksi akan terus meningkat dalam lima tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
"Bumi kita tengah sakit, pada bulan Juli lalu, suhu dunia capai titik tertinggi dan diprediksi akan terus naik dalam lima tahun ke depan, ini akan sulit ditahan, kecuali dunia mengadangnya secara masif dan radikal,” ungkapnya.
Menurutnya, percepatan transisi ekonomi rendah karbon menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan. Jokowi menilai, hingga saat ini pelaksanaan penurunan emisi masih sangat terbatas.
“Komitmen pendanaan negara maju masih sebatas retorika dan di atas kertas, baik itu pendanaan climate USD 100 miliar per tahun maupun fasilitas pendanaan loss dan damage,” tuturnya.
Lebih lanjut, Jokowi mengungkapkan saat ini negara-negara berkembang membutuhkan bantuan dalam bidang teknologi dan investasi hijau untuk mempercepat penurunan emisi di dunia.
“Kami negara berkembang sangat ingin mempercepat penurunan emisi, tapi kami butuh dukungan untuk alih teknologi dan untuk investasi hijau,” ungkapnya lagi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Jokowi juga menuturkan pendanaan dalam percepatan penurunan emisi juga dinilai penting. Kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta harus dilanjutkan karena dinilai dapat menjadi pembawa perubahan yang besar untuk menurunkan emisi.
“Tahun lalu di Bali, Indonesia telah menginisiasi G20 Bali Global Blended Finance Alliance, skema Just Energy Transition Partnership (JETP) ini harus diperluas dan diperbesar,” ujarnya.
Untuk itu, Jokowi menyebutkan dibutuhkan standar global seperti dalam hal pengelompokan kegiatan ekonomi dan bisnis untuk mencegah praktik greenwashing.
“Dibutuhkan standar global, seperti taksonomi untuk mencegah praktik greenwashing dan reformasi Bank Pembangunan Multilateral (MDB) harus merefleksikan representasi negara-negara anggotanya,” pungkasnya.
Selama KTT G20 di India, Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
ADVERTISEMENT