Jokowi di KTT G7: Tinggalkan Propaganda, Bumi Butuh Aksi Nyata

21 Mei 2023 9:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi beserta Ibu Iriana Joko Widodo dan delegasi terbatas tiba di hotel tempatnya bermalam di Hiroshima, Jepang, pada Jumat (19/5/2023). Foto: Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi beserta Ibu Iriana Joko Widodo dan delegasi terbatas tiba di hotel tempatnya bermalam di Hiroshima, Jepang, pada Jumat (19/5/2023). Foto: Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi mendorong semua negara berkontribusi sesuai kapasitas masing-masing dalam menghadapi ancaman perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Jokowi dalam pidatonya pada Sesi Kerja Mitra G7 yang membahas soal iklim, energi, dan lingkungan di Grand Prince Hotel Hiroshima, Jepang, pada Sabtu (20/5).
“Pendekatan lama harus ditinggalkan, burden shifting, propaganda. Bumi ini butuh aksi nyata, bukan talk the talk yang tidak berujung konkret,” kata Jokowi.
Jokowi menjelaskan, Indonesia telah meningkatkan target penurunan emisi sebesar 31,89 persen dengan kemampuan sendiri dan 43,2 persen dengan dukungan internasional.
“Sebuah komitmen yang harus diikuti dengan kemitraan yang memberdayakan,” imbuhnya.
Presiden Joko Widodo menghadiri Sesi Kerja Mitra G7 yang membahas soal iklim, energi, dan lingkungan di Grand Prince Hotel Hiroshima, Jepang, pada Sabtu (20/5/2023). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
Eks Gubernur DKI ini menegaskan, dukungan pendanaan iklim bagi negara berkembang harus konstruktif dan jauh dari kebijakan diskriminatif yang mengatasnamakan lingkungan. Dukungan pendanaan dalam bentuk seperti utang, menurutnya hanya akan menjadi beban.
ADVERTISEMENT
“Saya harus sampaikan, jujur negara berkembang ragu terhadap komitmen pendanaan negara maju yang hingga kini komitmen USD100 miliar/tahun masih belum terpenuhi,” ucap Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi mendorong semua negara untuk meningkatkan aksi konkret menghadapi ancaman perubahan iklim. Ia menyampaikan sejumlah aksi nyata yang telah dilakukan Indonesia dalam menghadapi ancaman tersebut.
“Indonesia telah lakukan banyak hal seperti laju deforestasi turun signifikan dan terendah selama 20 tahun terakhir, rehabilitasi 600.000 hektare hutan mangrove selesai di 2024, rehabilitasi 3 juta hektare lahan kritis, kebakaran hutan turun 88 persen, bangun 30.000 hektare kawasan industri hijau, dan dorong pengembangan ekosistem EV,” kata Jokowi.