Jokowi: Donggala dan Palu Masih Darurat

1 Oktober 2018 9:48 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla di Upacara Kesaktian Pancasila, Senin (1/10/2018). (Foto: Luftan Darmawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla di Upacara Kesaktian Pancasila, Senin (1/10/2018). (Foto: Luftan Darmawan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemerintah masih terus berupaya mengirimkan bantuan kepada korban terdampak gempa 7,4 magnitudo dan tsunami di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah. Presiden Joko Widodo mengungkapkan kondisi di sana masih darurat.
ADVERTISEMENT
Hal ini dikarenakan evakuasi korban selamat maupun korban tewas masih belum selesai. Apalagi belum ada banyak alat berat yang masuk ke lokasi, sehingga evakuasi masih belum maksimal.
"Keadaan di sana masih dalam posisi yang darurat. Evakuasi belum selesai, masih banyak tempat-tempat yang tidak bisa dilakukan evakuasi karena alat-alat berat tidak ada. Tapi tadi malam alat-alat berat sudah mulai masuk ke Palu," kata Jokowi usai memimpin upacara Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Senin (1/10).
Selain proses evakuasi yang terhambat minimnya alat berat, korban terdampak juga hingga saat ini masih membutuhkan bantuan berupa makanan dan air. Demikian pula dengan ketersediaan listrik yang hingga saat ini masih belum pulih betul karena dari 7 gardu listrik yang ada, baru 2 yang bisa beroperasi.
ADVERTISEMENT
"Kemudian yang kedua, yang berkaitan dengan makanan, dengan air, ini juga masalah. Karena apa? Karena toko-toko tutup, air masalah karena listri tidak ada, tidak hidup. Karena dari tujuh gardu yang ada, yang hidup hanya dua, yang lima ada masalah. Ini yang harus diselesaikan, tapi juga tidak bisa dalam waktu yang singkat," tuturnya.
Warga mengantre BBM di SPBU selama 4 hingga 5 jam untuk mendapatkan bahan bakar. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warga mengantre BBM di SPBU selama 4 hingga 5 jam untuk mendapatkan bahan bakar. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
"Sehingga kemarin kita perintah untuk didatangkan gardu yang mobile sehingga itu bisa segera ditangani, air kembali mudah didapatkan," jelasnya.
Masalah selanjutnya adalah ketersediaan BBM. Minimnya ketersediaan BBM dikarenakan akses menuju Palu dan Donggala masih belum pulih.
"Mau menuju ke sana airportnya belum bisa dipakai. Kemudian darat juga masih ada jembatan yang runtuh, longsoran, yang itu juga menghambat. Tapi kemarin bandara sudah bisa dipakai meskipun baru 2.000 meter. Tapi ini segera, dalam seminggu ini diselesaikan sehingga normal kembali kehidupan sehari-hari masyarakat di sana," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi, gempa berkekuatan 7,4 magnitudo dan tsunami terjadi di Palu dan Donggala pada Jumat (28/9). Korban jiwa pun hingga saat ini terus bertambah.
Tercatat hingga Minggu (30/9), data korban tewas yang dihimpun Mabes Polri mencapai 1.203 jiwa. Sementara dari data yang dihimpun BNPB, korban tewas akibat bencana ini sebanyak 832 orang.