Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Jokowi: Indonesia dengan 270 Juta Penduduk Bisa Jaga Stabilitas Politik
29 Agustus 2023 14:09 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Presiden Jokowi meminta peserta Muktamar Sufi Internasional untuk saling mengingatkan tentang adanya perbedaan dan keberagaman. Menurutnya, keberagaman harus dilanjutkan dengan toleransi dalam menghadapi perbedaan-perbedaan yang ada.
ADVERTISEMENT
"Sikap moderat dan saling berinteraksi akan memungkinkan kita untuk bersatu dalam keberagaman. Unity in diversity," kata Jokowi dalam sambutannya di Pekalongan, Selasa (29/8).
Jokowi mengatakan, Indonesia dengan penduduk yang majemuk bisa bersatu dan menjaga stabilitas politik . Padahal ada 270 penduduk Indonesia yang berasal dari beragam etnis dan agama.
"Sebagai negara berpenduduk majemuk, unity in diversity adalah semangat bangsa Indonesia dengan 270 juta penduduk yang beragam, beragam etnis, agama. Alhamdulillah kita terus kokoh bersatu. Alhamdulillah kita bisa menjaga stabilitas politik kita. Semua ini berkat karakter moderat bangsa Indonesia yang menjaga toleransi dan persatuan," ungkapnya.
Jokowi mengakui di Indonesia terkadang masih ditemukan sejumlah kasus intoleransi. Sehingga hal itu harus jadi perhatian agar bisa meningkatkan toleransi supaya Indonesia dan dunia terjaga perdamaiannya.
ADVERTISEMENT
"Saya percaya amalan tasawuf punya peran penting yang selalu hadir dengan nilai-nilai humanisme yang universal. Dengan prinsip Islam wasatiyah, Islam yang moderat yang akan semakin memperkokoh toleransi, persatuan, dan kesatuan," tuturnya.
Untuk itu, Jokowi meminta seluruh elemen untuk merawat kerukunan dan toleransi, hingga menolak ujaran kebencian, fitnah, dan hoaks.
"Saya harapkan muktamar ini jadi inspirasi dan teladan bagi dunia Islam, menuntun umat Islam ke arah perbaikan dan kebaikan, memberikan solusi di tengah krisis kemanusiaan yang saat ini sedang melanda dunia," pungkasnya.