Jokowi: Kadang Kita Terbayang Ketakutan Sendiri, Seperti saat Ambil Freeport

22 Desember 2021 17:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi menghadiri Summit for Democracy secara virtual di Istana kepresidenan Bogor, Kamis (9/12/2021). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi menghadiri Summit for Democracy secara virtual di Istana kepresidenan Bogor, Kamis (9/12/2021). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi memastikan pemerintah akan terus menekan ekspor raw material atau bahan mentah, khususnya di bidang pertambangan demi meningkatkan nilai industri di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Jokowi menuturkan menerapkan kebijakan ini dibutuhkan keberanian besar.
Sebagai contoh, Jokowi menceritakan ketakutan Indonesia saat ingin mengambil alih freeport. Padahal setelah memutuskan mengambil alih, tak ada kerugian dan kesulitan yang signifikan.
“Kadang kita terbayang ketakutan kita sendiri. Dulu waktu kita mau ambil freeport kembali, mayoritas informasi yang saya terima menakutkan semua. ‘Nanti Papua akan guncang, lepas, Amerika marah’. Sampai 3 tahun kita kerja, menterinya maju mundur. Saya bilang maju! Ya memang ngeri, karena sudah 41 tahun Freeport itu,” kata Jokowi dalam acara puncak HUT ke-7 Partai Solidaritas Indonesia di Jakarta, (22/12).
Pemerintah mengakuisisi Freeport pada 2018. Indonesia resmi menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia.
Saat ini, PT Freeport Indonesia mulai melakukan pembangunan pabrik pemurnian dan pengolahan (smelter) tambang di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Jokowi mengatakan, pembangunan ini akan membuka lapangan kerja besar yang mampu menyerap sekitar 40 ribu tenaga kerja.
“Ternyata ya enggak ada apa-apanya. Kita beli juga enggak pakai uang, kita pakai uangnya dia. Beli freeport tuh bukan APBN, BUMN juga bukan. Paling kalau mau juga sudah balik dikit lagi. Tapi ndak, mayoritas yang tentukan kita. Dulu bikin smelter enggak bisa-bisa. Saya perintah bisa, di Gresik sudah mulai,” ujar Jokowi.
Fasilitas untuk mengumpulkan batuan dengan deposit bijih di kompleks pertambangan Grasberg milik Freeport McMoRan, di provinsi Papua bagian timur. Foto: Olivia Rondonuwu/AFP
Eks Wali Kota Solo itu menekankan, semua pihak harus berani mengambil kebijakan sulit meski ditentang banyak pihak. Apalagi dalam hal industrialisasi sumber daya alam dapat menjadi penghasil kekayaan terbesar Indonesia.
“Negara kita ini akan lompat kalau kita berani industrialisasi dan hilirisasi sumber daya alam kita. Kita sudah berpuluh-puluh tahun ekspor bahan mentah, material. Ini stop. Nikel sudah stop, tahun depan yang saya incar bauksit. Setop,” ucap Jokowi.
ADVERTISEMENT
“Kalau sudah tembaga, timah, semua nilai tambah ada di dalam negeri. Nilai tambah dan lapangan kerja ada di dalam negeri, tapi memang musuhnya negara-negara maju yang biasa barangnya kita kirim ke sana, ngamuk semuanya. Nikel kita sudah dibawa ke WTO (Organisasi Perdagangan Dunia). Enggak papa, kita hadapi,” tutur dia.