Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Jokowi Kaget Saat Gibran Memilih Jualan Martabak
25 Agustus 2018 11:34 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi sebelum memulai karir politiknya sebagai Wali Kota Solo pada tahun 2005 lalu, merupakan sosok pengusaha mebel dengan bendera CV Rakabu. Perusahaannya itu bahkan sudah mengekspor mebel hingga ke Asia dan Eropa.
ADVERTISEMENT
Namun, keinginan Jokowi untuk meneruskan usahanya itu kepada anak-anaknya tak kesampaian. Ia bercerita bahwa anak-anaknya enggan untuk menjadi pengusaha mebel dan lebih memilih mendirikan usaha kulinernya sendiri-sendiri.
"Saya suruh nerusin pabrik (mebel) enggak mau. Pengennya jualan pisgor (pisang goreng) ya sudah. Ingin jadi diri sendiri silakan," ujar Jokowi saat berbicara di acara Young on Top National Conference 2018 di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu (25/8).
Bahkan pada awalnya, Jokowi mengaku kaget mengetahui anak sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, memilih untuk mendirikan usaha berjualan martabak dengan brand Markobar.
Namun saat anak bungsunya, Kaesang Pangarep, juga ikut terjun di bisnis kuliner berjualan pisang goreng dengan brand Sang Pisang, ia sudah tidak begitu kaget.
ADVERTISEMENT
"Saya dulu waktu Gibran bilang saya jualan martabak, saya kaget. (Kaesang ikut-ikutan) saya jualan pisgor, saya enggak kaget. (Saya bilang) sudah lakukan," ucapnya.
Berkaca dari dua anaknya itu, Jokowi menyadari bahwa saat ini anak-anak muda lebih memilih untuk berusaha sendiri dan berani mengambil risiko. Ia pun berharap lebih banyak anak muda yang berani berkompetisi dengan membuka lapangan kerja.
"Peluang harus dibuka, untuk anak-anak muda mulailah ingin berusaha, tetapkan ide, jenis usaha yang ingin kita kerjakan, tentukan tujuan," kata Jokowi.
"Jangan takut yang namanya risiko. Kalau enggak berani jangan masuk ke dunia bisnis. Saya itu jatuh bangun, di bolak balik enggak sekali dua kali dan biasa. Bisnis itu ada resiko untung rugi. Warung kecil enggak apa-apa, membangun brand dulu, begitu laris buat cabang sebanyak banyaknya," tutupnya.
ADVERTISEMENT