Jokowi: Kalau Enggak Dikerasin, Kita Sulit Berubah

4 Mei 2017 13:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jokowi dan Iriana di Madame Tussauds Hong Kong (Foto: Dok. Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden)
Presiden Joko Widodo menegaskan globalisasi dan teknologi saat ini sudah merajalela. Indonesia harus bisa mengejar ketertinggalan karena persaingan antar negara tak bisa dihindari lagi.
ADVERTISEMENT
"Bukan lagi yang besar (negara) mengalahkan yang kecil. Enggak. Sudah berubah. Bukan yang kuat mengalahkan yang lemah. Tapi yang cepat mengalahkan yang lambat," kata Jokowi di acara Rakornas Kemaritiman di Gedung Sasana Kriya, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Kamis (4/5).
Jokowi mengingatkan jika suatu negara bisa bergerak dengan cepat dalam menghadapi perubahan zaman, maka negara tersebut bisa mengalahkan negara yang lambat. Apapun negaranya.
Jokowi kemudian mencontohkan soal waktu lama bongkar muat barang di pelabuhan atau biasa disebut dwelling time. Menurut Jokowi, kondisi dwelling time saat ini sudah jauh lebih baik, meskipun perbaikan harus melalui proses yang cukup lama.
"Kalau masih linier, monoton rutinitas, dwelling time saja masih 6-7 hari kayak lalu-lalu. Ya sudah ditinggal. Sudah saya sampaikan ke Menko Maritim, saya mau tiga hari. Sekarang sudah tiga hari," katanya.
ADVERTISEMENT
Tak puas dwelling time tiga hari, Jokowi mengaku sudah meminta Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan untuk menurunkan kembali waktu dwelling time menjadi hanya dua hari.
Menurut Jokowi, untuk mensukseskan masalah itu, dia mengaku harus bersikap keras. Sebab, bila tak mengambil sikap demikian, tak ada perubahan dalam lama waktu dwelling time.
"Kalau enggak dikerasin, sulit berubah. Padahal sebenarnya kita bisa. Hanya masalah niat, mau atau tidak mau. Masalahnya hanya disitu. Bukan masalah kepintaran atau kepandaian," jelas Jokowi.