Jokowi: Kebebasan Tak Bisa Semaunya karena Terikat Konstitusi

7 Juli 2018 18:47 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi di acara buka bersama di DPD Golkar. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di acara buka bersama di DPD Golkar. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo berterima kasih kepada Aktivis '98 atas jasa mereka memperjuangkan menghadirkan kebebasan berekspresi di Indonesia. Meski demikian, Jokowi mengingatkan kebebasan yang dinikmati masyarakat saat ini tidak bisa seenaknya karena tetap diatur dalam konstitusi.
ADVERTISEMENT
"Kita ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Aktivis '98 yang saat itu memperjuangkan hadirnya kebebasan berekspresi di negeri ini, kebebasan berpendapat dan kebebasan pers yang ada di negara kita. Tapi kebebasan itu bukan kebebasan yang semau-maunya karena kita diikat oleh aturan dan konstitusi," kata Jokowi saat menutup acara Rembuk Nasional Aktivis '98 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (7/7).
Jokowi mengingatkan meski kebebasan berekspresi dijamin oleh negara, bukan berarti masyarakat bisa bebas untuk mengadu domba, mencela, dan mencemooh saudara sebangsa. Sebab, kata dia, persatuan dan persaudaraan merupakan aset besar Indonesia.
"Inilah yang harus disadari bersama-sama dan untuk jadi negara besar dan kuat, pasti kita diuji dan ada cobaan agar kita kuat menghadapi rintangan, cobaan, dan hambatan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Jokowi di penutupan Rembuk Nasional Aktivis '98 (Foto: Soejono Saragih/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di penutupan Rembuk Nasional Aktivis '98 (Foto: Soejono Saragih/kumparan)
Jokowi juga mengimbau massa untuk menjaga persatuan. Terlebih menjelang perhelatan Pilpres 2019, masyarakat dapat dengan mudah terpecah belah karena perbedaan sikap politik.
"Marilah kita bersama-sama menjaga persatuan. Silakan berbeda pendapat pilihan politik karena yang dibangun Aktivis '98 adalah masyarakat yang demokratis. Beda pilihan untuk calon bupati, wali kota, presiden silakan, tapi ingat kita sebangsa setanah air. Jangan hanya karena berbeda politik saling mencela, saling mencemooh, itu bukan budaya bangsa Indonesia," pungkasnya.
Sebelumnya, Aktivis '98 juga turut mendeklarasikan dukungannya kepada Jokowi di Pilpres 2019. Aktivis '98 menilai Jokowi memiliki komitmen yang kuat untuk mewujudkan cita-cita reformasi 1998. Bahkan, Aktivis '98 juga menyebut Jokowi sebagai 'anak kandung reformasi'.
"Bahkan di panggung ini tidaklah berlebihan bahwa Jokowi adalah anak kandung reformasi. Kenapa? Karena Jokowi tidak punya kejahatan ekonomi, tidak punya kejahatan politik, tidak punya kejahatan kemanusiaan," kata salah satu Aktivis '98, Wahap Tolauhu, yang diikuti suara dukungan dari massa yang hadir.
ADVERTISEMENT