Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Jokowi: Kemenkes Kirim Tim ke Lokasi Gizi Buruk Suku Asmat
15 Januari 2018 2:03 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Puluhan anak suku Asmat di Distrik Agats, Papua, meninggal akibat gizi buruk dan campak. Presiden Joko Widodo meminta Pemda setempat untuk bertindak mengatasi masalah tersebut.
ADVERTISEMENT
Jokowi menjelaskan, jika pemerintah pusat membantu, butuh waktu lama agar sampai ke lokasi suku Asmat. Hal itu karena waktu tempuh yang cukup lama untuk sampai ke lokasi suku Asmat.
"Saya berikan contoh, medan di sana memang sangat berat sekali, contoh di Kabupaten Nduga saja. Jalan baru ke Wamena saja 4 hari, ini di Asmat juga sama. Perjalanan ada rawa, di situ harus naik boat 2 sampai 3 jam, untuk biaya Rp 3 sampai Rp 4 juta. Ini sebuah kendala yang memang sangat menghambat," kata Jokowi di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (14/1).
"Tetapi seharusnya Pemda juga terus melihat karena ini daerah-daerah Asmat, di Nduga itu memang sering kejadian-kejadian penyakit seperti itu. Pemda yang dekat selalu memantau, melihat, mengelilingi terus daerah-daerah yang diperkirakan terjangkit penyakit, atau gizi buruk," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Jokowi menegaskan bahwa pemerintah melalui Kementerian Kesehatan sudah mengirim tim untuk menangani persoalan tersebut. Pihak Kemenkes juga mengirimkan bantuan makanan tambahan untuk penderita gizi buruk.
"Kita sudah kirim tim berapa hari lalu atau minggu lalu. Sudah mulai September masuk ke sana. Memang sudah kirim juga makanan tambahan tapi memang medan sangat sulit," ucap Jokowi.
Pihak Kemenkes, kata Jokowi, dalam waktu dekat kembali akan mengirimkan tim ke lokasi suku Asmat. Jokowi menjelaskan harus ada penanganan terbaik dari daerah untuk suku Asmat yang terkena campak dan gizi buruk.
"Saya kira mereka tahu. Ini tim dari Menkes sudah mau kirim tim lagi dan Pemda di sana juga sudah ada rumah sakit. Saya kira penanganan yang terbaik adalah di daerah. Dari pusat juga mempunyai tanggung jawab besar untuk memantau, melihat. Tapi menteri sudah selalu saya perintahkan kalau ada hal-hal seperti itu," tuturnya.
ADVERTISEMENT