Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Jokowi Kenang Pandemi COVID-19: Ngeri, Belum Jelas Kapan Rampung, Ekonomi Turun
29 Agustus 2023 13:46 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Presiden Jokowi kembali menceritakan awal pandemi COVID-19 yang turut melanda Indonesia pada April 2020. Jokowi bersyukur kepada Allah SWT karena Indonesia bisa melewati pandemi dan ekonomi negara terus tumbuh positif.
ADVERTISEMENT
"Ini perlu terus saya ingatkan karena kita ingat saat pandemi, kita keluar rumah saja sulit. Mau pergi antarkota saja sulit. Saya sendiri saat itu membayangkan kapan pandemi selesai saja dari kalkulasi tidak bisa dihitung. Hanya kepasrahan kita kepada Allah SWT yang membesarkan hati kita semuanya," kata Jokowi saat membuka Muktamar Sufi Internasional di Pekalongan, Selasa (29/8).
Muktamar ini diadakan oleh Majelis Sufi Dunia yang diketuai Habib Luthfi bin Yahya, ulama karismatik dari Pekalongan. Bertindak sebagai ketua panitia muktamar adalah Menhan Prabowo Subianto.
Lebih lanjut Jokowi mengatakan, kengerian saat itu selain karena pandemi yang tidak bisa diprediksi kapan berakhir juga karena perekonomian Indonesia yang terus turun.
"Ngeri. Pandeminya belum jelas kapan rampungnya, ekonomi selalu kelihatan turun terus menerus, itulah saya kira yang juga menjadi cobaan semua negara tidak hanya Indonesia," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sehingga dalam kesempatan itu, Jokowi berterima kasih kepada ulama hingga tokoh agama yang terus mendoakan keselamatan dan kesejahteraan Indonesia.
"Dan terima kasih karena telah mengajarkan, senantiasa mengajarkan kerukunan, kedamaian, keharmonisan, toleransi, dan persatuan di tengah-tengah perbedaan-perbedaan yang kita miliki," ujarnya.
Jokowi kemudian mengatakan, pelaksanaan Muktamar Sufi Internasional menjadi penting bagi Indonesia karena akan membuat Indonesia semakin dikenal sebagai contoh Islam moderat dan akan meningkatkan kepercayaan dunia terhadap Indonesia.
"Pelaksanaan muktamar ini mempunyai arti yang sangat penting. Membuktikan bahwa Islam Indonesia tidak lagi berada di pinggiran, tetapi punya peran yang sangat strategis, berkontribusi membangun peradaban dunia yang damai dan harmonis," tuturnya.
Jokowi mengajak agar seluruh elemen untuk merawat kerukunan, toleransi, dan menolak ujaran kebencian, fitnah, dan hoaks.
ADVERTISEMENT
"Saya harapkan muktamar ini jadi inspirasi dan teladan bagi dunia Islam, menuntun umat Islam ke arah perbaikan dan kebaikan, memberikan solusi di tengah krisis kemanusiaan yang saat ini sedang melanda dunia," pungkasnya.
Muktamar sufi dihadiri oleh 73 ulama sufi dari 38 negara.
Majelis Sufi Dunia di situs resminya menjelaskan mereka adalah organisasi yang diakui secara global yang didedikasikan untuk mempromosikan ajaran dan praktik tasawuf, dimensi mistis Islam. Dengan komitmen untuk mendorong pertumbuhan spiritual, dialog antaragama, dan pertukaran budaya.
Anggota Majelis Sufi Dunia antara lain Syekh Adnan Al Afyouni dari Suriah; KH Ali Mas’adi dari Indonesia; Syekh Muhammad Bokhazam Shahoumi Al Idrisi dari Libya, dan Syekh Riyadh Bazo dari Libanon.
ADVERTISEMENT