Jokowi: Kota yang Baik Ramah Pejalan Kaki-Perempuan, Jangan Banyak Beton

4 Juni 2024 10:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi di Sumbu Kebangsaan, ruang terbuka di kawasan inti pusat pemerintahan IKN, pada 17 Januari 2024. Foto: Kris/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi di Sumbu Kebangsaan, ruang terbuka di kawasan inti pusat pemerintahan IKN, pada 17 Januari 2024. Foto: Kris/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi menyinggung saat ini banyak kota yang berpikir konsep kota modern harus dengan banyaknya gedung pencakar langit atau high rise building. Menurutnya, itu adalah konsep yang keliru.
ADVERTISEMENT
"Dan menurut saya dan sekarang ini sudah mulai ada sebuah paradigma baru kota yang baik adalah kota yang ramah pejalan kaki. Kota yang baik adalah yang ramah penyandang disabilitas, kota yang ramah bagi pesepeda, kota yang ramah terhadap perempuan, kota yang ramah pada lingkungan," kata Jokowi saat membuka Apeksi di Balikpapan, Selasa (4/6).
"Artinya kota ini harus green, smart, dan friendly. Jangan sampai membangun kota semakin banyak beton yang didirikan," tambah dia.
Presiden Jokowi groundbreaking BNI 46 di IKN, di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (29/2/2024). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi kemudian mencontohkan pembangunan trotoar yang umumnya menggunakan paving block. Menurutnya, trotoar seharusnya dibangun menggunakan paving grass yang lebih hijau.
"Ada pedestrian, [tapi] enggak ada pohonnya. Sehingga kita ini negara tropis, panas. Jadi tidak ada yang mau berjalan kaki karena tidak ada peneduhnya. Sehingga penghijauan itu jadi perhatian semua kota," ujarnya.
Pemenang III Sayembara Desain Kompleks MPR/DPR RI di IKN. Foto: SAPPK ITB
Ia menekankan, kota ke depan harus teduh, ramah pejalan kaki dan sepeda. Kota juga harus memiliki hutan kota, alun-alun serta taman yang luas.
ADVERTISEMENT
"Kalau sebuah kota sudah telanjur isinya gedung dan beton, ya, memang harus mencarikan artinya me-redesign lagi kotanya. Mungkin memangkas beberapa gedung, dibeli, dipangkas, dijadikan taman kota. Tidak ada jalan lain kalau sudah telanjur," pungkasnya.