Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Jokowi Masih Ungkit Nyinyiran soal Stuntman: Gila Lu, Ndro!
18 September 2018 11:43 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Nyinyiran netizen atas aksi Presiden Jokowi yang mengendarai motor dengan peran pengganti di pembukaan Asian Games, tampaknya sangat berbekas di benak Jokowi. Sudah beberapa kali Jokowi menyinggung nyinyiran itu, termasuk dalam pidato hari ini.
ADVERTISEMENT
Hari ini Jokowi memberikan sambutan di acara Musyawarah Nasional ke-1 Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi). Jokowi menjelaskan masalah kecil seperti stuntman saja bisa membuat ribut masyarakat Indonesia.
Padahal, Jokowi menuturkan, aksi stuntman tersebut hanya untuk hiburan semata. Apalagi Jokowi mengungkapkan tidak mungkin dirinya naik ke motor kemudian melakukan jumping di atas truk.
"Kita sering ribut hal-hal kecil. Misalnya ini di pembukaan (Asian Games), ini contoh. Yang diributi apa? Stuntman. Waktu naik sepeda motor kemudian meloncat, akrobatik di udara. Urusannya stuntman," kata Jokowi di Istana Negara Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (18/9).
"Ya mesti pakai stuntman, masa Presiden suruh meloncat sendiri. Ya enggak usah ditanyakan. Di film-film kecil pakai stuntman, masa kita suruh sendiri? Yang bener aja. Kalau anak muda sekarang bilang, gila lu ndro!" lanjut dia disahuti tawa tamu undangan Istana Negara.
ADVERTISEMENT
Pernyataan itu disampaikan Jokowi untuk menunjukkan keherannnya terhadap masyarakat yang gemar nyinyir, mencemooh dan mengkritik, padahal sikap itu tidak produktif untuk kemajuan bangsa.
"Ini kan hiburan, opening ceremony hiburan, pertunjukan. Kita ingin memberikan hiburan di opening ceremony, kok ditariknya ke stuntman. Kembali lagi, kalau kita bersatu, rukun, bangsa kita bisa melompat," ucap Jokowi.
Jokowi menilai percakapan di media sosial yang berisikan fitnah, hoaks membuat masyarakat abai dengan perannya terhadap sesama. "Melupakan kemiskinan, kesenjangan yang menjadi pekerjaan besar kita semuanya. Karena habis kita urusi medsos yang seperti itu," tuturnya.