Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Pemilu 2019 sudah selesai dilaksanakan. Seruan untuk kembali bersatu setelah pemilu mulai menyeruak. Hal ini juga disuarakan Timses Jokowi, Kapitra Ampera. Politikus PDIP itu bahkan mengajak rekannya di Persaudaraan Alumni (PA) 212 dan GNPF-Ulama untuk bersatu kembali.
ADVERTISEMENT
"Saya ingin mengimbau semua kita, pesta sudah usai. Mari kita kembali menjadi suatu bangsa yang besar. Mari kita kembali membangun saf-saf yang kuat sebagai negara, sebagai bangsa, sebagai masyarakat, sebagai umat untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia, untuk kemajuan bangsa Indonesia," ujar Kapitra saat melakukan konferensi pers di Posko Cemara, Jakarta, Senin (22/3).
"Maka saya mengimbau saudara-saudara saya yang ada di PA 212, GNPF Ulama, ayo kita kembali ke rumah besar, ke mana pun kakimu melangkah, ke mana pun jauhnya engkau pergi, Indonesia tempat kita kembali," tambahnya.
Namun, dia tetap meyakini bahwa hasil akhir dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan senada dengan prediksi yang dirilis berbagai lembaga survei dalam bentuk quick count. Dia menyebut, quick count merupakan guidance of election di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
"Artinya adalah Pilpres 2019 ini dimenangkan oleh Jokowi Ma'ruf. Quick count di seluruh dunia dipakai menjadi suatu guidance of election, sebagai panduan yang memberikan informasi siapa pemenang. Meskipun belum mempunyai legitimasi suatu keputusan hukum karena keputusan hukum nanti akan diterbitkan oleh KPU sebagai penyelenggara. Nanti 22 Mei akan ada penghitungan manual, maka realitasnya tidak akan berbeda insyaallah dengan realitas hari ini," tuturnya.
Meski begitu, dia menyebut tak akan membiarkan Jokowi-Ma'ruf melenggang begitu saja dalam kemenangannya. Dia mengatakan akan mengawal kebijakan-kebijakan yang dibuat keduanya. Juga akan mengawal kepentingan ulama dan umat Islam, begitu juga dengan umat lainnya.
"Dan kami tidak memberikan cek kosong kepada Presiden Jokowi dan Ma'ruf Amin, kita akan kawal kebijakan-kebijakan. Saya orang depan akan melawan kebijakan Jokowi Ma'ruf jika itu bertentangan dengan konstitusi, dengan Pancasila, dengan aspirasi umat Islam, dan umat yang lain," tegasnya
ADVERTISEMENT
"Saya akan koreksi kebijakan-kebijakan yang distraktif dan kita akan kawal dan tak akan kita biarkan juga. Kita ingin bahwa istikamah bekerja untuk agama Islam khususnya dan negara Republik Indonesia," sambungnya.