Jokowi Minta Persoalan Politik dan Agama Dipisahkan

24 Maret 2017 16:03 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Jokowi memberikan sambutan. (Foto: Biro Pers Istana/Laily Rachev)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi memberikan sambutan. (Foto: Biro Pers Istana/Laily Rachev)
Presiden Joko Widodo meminta semua pihak untuk tidak mencampuradukkan persoalan politik dan agama. Terlebih, selama pilkada, urusan politik rentan dibenturkan dengan agama.
ADVERTISEMENT
"Memang gesekan kecil-kecil kita ini karena pilkada, benar enggak. Karena pilgub, pilihan bupati, pilihan wali kota, inilah yang harus kita hindarkan," kata Jokowi saat meresmikan Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara di Kecamatan Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Jumat (24/3), seperti dilansir Antara.
Oleh karena itu, Jokowi meminta persoalan politik dan agama dipisahkan agar masyarakat tidak bingung. Jangan sampai masyarakat terjebak dalam dinamika politik yang membingungkan.
"Dipisah betul, sehingga rakyat tahu mana yang agama, mana yang politik," katanya.
Jokowi berpesan agar tidak ada lagi pertikaian antar suku, dan antar agama karena pilkada. Mengingat Indonesia memiliki banyak agama, suku, dan bahasa lokal yang mencapai 1.100 jenis.
"Saya hanya ingin titip ini, mumpung pas di Sumatera Utara, ingin mengingatkan semuanya bahwa bangsa kita terdiri dari macam-macam suku dan agama, bermacam-macam ras," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Jokowi menyebut ada ada 714 suku di Indonesia. Keragaman inilah yang seharusnya membuat Indonesia semakin erat, bukan justru saling memecahbelah.
"Suku yang saya ingat, Suku Gayo, Suku Batak, Suku Sasak, Suku Minang, Suku Dayak, Suku Jawa, Suku Sunda, Suku Betawi, yang paling ujung timur Suku Asmat, Suku Bugis, dan yang lain-lainnya," kata Jokowi.
Jokowi juga meminta para pemuka agama untuk mengingatkan umatnya tentang keragaman ini harus dirawat agar tidak menimbulkan perpecahan. Pemuka agama diharapkan bisa menjadi pengayom umat, dan tidak memprovokasi.
"Para ulama agar disebarkan, diingatkan, dipahamkan pada kita semua, bahwa kita ini memang beragam, anugerah yang diberikan Allah bahwa kita beragam," katanya.
Ia juga mengingatkan, perbedaan yang dirawat berpotensi menjadi kekuatan besar. Inilah yang Jokowi harapkan dari masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Ini ada sebuah kekuatan besar, sebuah potensi besar, tetapi kalau kita tidak bisa menjaga dan merawat ada gesekan, ada pertikaian, itulah yang harusnya yang awal-awalnya kita ingatkan," ujarnya.