Jokowi: Orang Super Kaya ke Pasar, Nggak Beli, Bilang Harga Mahal

24 November 2018 12:44 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Hadiri Raker TKD Lampung, Jokowi foto bareng dengan pose salam jempol. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Hadiri Raker TKD Lampung, Jokowi foto bareng dengan pose salam jempol. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Tensi politik Pilpres 2019 semakin memanas, seluruh pasangan calon terus berusaha memikat hati para pemilihnya. Mereka menggunakan banyak cara mulai dari blusukan ke pasar, ke rumah-rumah warga di perkampungan, hingga mengikuti pengajian.
ADVERTISEMENT
Dari berbagai kegiatan itu, blusukan di pasar menjadi agenda utama bagi pasangan capres 01, Joko Widodo. Tercatat, Jokowi selalu menyempatkan diri berkunjung ke pasar dan berinteraksi dengan para pedagang.
Saat bertemu para simpatisan pendukungnya di Lampung, Jokowi melempar sindiran terkait maraknya isu harga-harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi. Padahal, menurutnya isu itu tidak benar dan sengaja digoreng saja demi kepentingan politik semata.
"Harga ini jangan ada yang menggoreng, masuk ke pasar, enggak beli apa-apa, pas keluar ngomong 'harga mahal, harga mahal, harga mahal'. Orang enggak pernah ke pasar, nongol-nongol ke pasar, keluarnya ngomong mahal. Enggak pernah ke pasar," kata Jokowi saat pidato di raker TKD Lampung di Graha Wangsa, Bandar Lampung, Sabtu (24/11).
Capres Jokowi ditemani Iriana blusukan ke Pasar Gintung, Bandar Lampung (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Capres Jokowi ditemani Iriana blusukan ke Pasar Gintung, Bandar Lampung (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Seharusnya, semua pihak harus ikut membantu mempromosikan pasar agar bisa dijangkau oleh masyarakat. Sehingga, secara tidak langsung ikut berkontribusi dalam meningkatkan pendapatan pedagang kecil di pasar.
"Yang kasihan pedagang pasar. Kalau dibilang mahal, ibu-ibu enggak mau datang ke pasar. Datangnya ke supermarket," jelasnya.
Jokowi jalan santai dengan relawan dan simpatisannya di Tugu Adipura Bandar Lampung.  (Foto: Dok. Agus Suparto - Presidential Palace)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi jalan santai dengan relawan dan simpatisannya di Tugu Adipura Bandar Lampung. (Foto: Dok. Agus Suparto - Presidential Palace)
Jokowi menceritakan tentang pengalamannya blusukan di Pasar Gintung, Bandar Lampung. Ia membeli sejumlah bahan makanan, seperti tempe dan sayur-sayuran. Ia mengungkapkan bahwa harga di Pasar Gintung murah. Seperti tempe yang berukuran panjang seharga Rp 3.000 dan sayuran seikat hanya seharga Rp 1.500.
"Sayurnya juga, lebih murah lagi. Di Bogor saya beli Rp 2.000 kangkung, bayam Rp 2.000. Harga di sini ada yang Rp 1.000 sampai Rp 1.500, murah," ujar Jokowi.
Jokowi berjabat tangan dengan relawan dan simpatisannya di Tugu Adipura Bandar Lampung.  (Foto: Dok. Agus Suparto - Presidential Palace)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi berjabat tangan dengan relawan dan simpatisannya di Tugu Adipura Bandar Lampung. (Foto: Dok. Agus Suparto - Presidential Palace)
Usai mengungkap harga-harga itu, Jokowi kembali menyindir terkait tantangan belanja 'Rp 100 ribu dapat apa' ketika di pasar.
ADVERTISEMENT
"Coba kalau Rp 100.000 dibelikan sayur semuanya, enggak akan habis. Murah sekali. Jangan dibalik-balik. Tadi saya beli cabai Rp 23.000. Saya beli 1 kilogram, ternyata itu satu tas kresek gede banget. Ini beli, habis berapa bulan," pungkasnya.
Sekadar diketahui, Jokowi dan cawapres 02, Sandiaga Uno memiliki perbedaan cara pandang yang tajam ketika blusukan ke pasar. Sandi kerap memblow up isu harga-harga sembako dan barang kebutuhan yang mahal ketika di pasar, sedangkan Jokowi selalu berusaha membantah dan meluruskan isu tersebut.