Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
![Presiden Jokowi resmi membuka Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia, Selasa (12/12/2023). Foto: Youtube/KPK RI](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01hhdxv5nh2t17h71x5x1044d9.jpg)
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi menyampaikan begitu banyak pejabat yang sudah dipenjarakan karena korupsi. Tetapi ancaman hukuman penjara tak lantas membuat korupsi berhenti.
ADVERTISEMENT
"Dengan begitu banyaknya orang pejabat yang sudah dipenjarakan apakah korupsi bisa berhenti? Berkurang? ternyata sampai sekarang pun masih kita temukan banyak kasus korupsi," beber Jokowi saat memberikan sambutan di acara Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) di Istora Senayan, Selasa (12/12).
Karena itu, kata Jokowi harus ada evaluasi total dalam pemberantasan korupsi.
"Saya setuju tadi disampaikan bapak Ketua KPK, pendidikan, pencegahan, penindakan iya. Tapi ini ada sesuatu yang harus dievaluasi total. Kembali lagi apakah korupsi berhenti? Apakah hukuman penjara membuat jera? Ternyata tidak," urai dia.
Bahkan, lanjut Jokowi, korupsi semakin canggih, semakin kompleks lintas negara dan multiyuridiksi serta menggunakan teknologi mutakhir.
"Kita butuh upaya bersama yang lebih sistematis, yang lebih masif yang mematahkan teknologi mutakhir untuk mencegah tindak pidana korupsi. Kita perlu perkuat sistem pencegahan, sistem perizinan, sistem pengawasan internal dan lain-lain," beber dia.
ADVERTISEMENT