Jokowi: Ramai di Medsos soal Si Tukang Kayu, padahal yang Buat Putusan Itu MK

21 Agustus 2024 20:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan pada penutupan Rapimnas dan Musyawarah Nasional XI Partai Golkar 2024 di Jakarta, Rabu (21/8/2024). Foto: Youtube/ Golkar Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan pada penutupan Rapimnas dan Musyawarah Nasional XI Partai Golkar 2024 di Jakarta, Rabu (21/8/2024). Foto: Youtube/ Golkar Indonesia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi menyinggung soal 'si tukang kayu' dalam sambutannya di acara penutupan Munas Golkar di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (21/8). Bagaimana ceritanya?
ADVERTISEMENT
"Bapak Ibu saudara yang saya hormati, saya muliakan, ini 2 hari ini kalau kita lihat di media sosial sedang riuh sedang ramai setelah putusan yang terkait pilkada," kata dia.
"Setelah saya lihat di media sosial salah satu yang ramai tetap tentang si tukang kayu. Kalau sering buka di media sosial pasti tahu tukang kayu itu siapa," sambung Jokowi yang memang sempat jadi pengusaha mebel ini disambut tawa kecil hadirin.
Yang dimaksud Jokowi adalah soal putusan Mahkamah Konstitusi dan Hasil Rapat Baleg terkait Pilkada. Salah satunya yang ramai dibahas adalah Putusan MK No 70 soal batas usia 30 tahun saat penetapan yang 'tak dianggap' Baleg DPR.
Hal ini mencuatkan isu Baleg DPR menciptakan itu dan menguntungkan putra Presiden, Kaesang Pangarep, yang baru berusia 30 tahun di akhir tahun.
ADVERTISEMENT
Bila DPR patuh pada putusan MK, Kaesang tak bisa daftar Pilgub karena ada diksi berusia 30 tahun saat penetapan. Sementara penetapan calon itu 22 September, ulang tahun Kaesang 25 Desember.
"Padahal kita tahu semuanya yang membuat putusan itu MK, itu adalah wilayah yudikatif. Dan saat ini yang sedang dirapatkan di DPR itu wilayah legislatif. Tapi tetap yang dibicarakan adalah tukang kayu," kata Jokowi.
Jokowi menambahkan, padahal ranah tersebut bukan ranahnya. Katanya, ia selalu menghargai keputusan lembaga tinggi negara.
"Ya tidak papa itu warna warni demokrasi. Yang perlu saya sampaikan sebagai lembaga eksekutif sebagai Presiden, saya kami sangat menghormati kewenangan dan keputusan masing-masing lembaga negara," tutup dia.