Jokowi Sempat Pakai Dasi Kuning, Tanda Tak Lagi 'Merah'?

24 Desember 2023 10:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi gelar konfrensi press sebelum berangkat menuju Jepang, Sabtu (16/12). Foto: Dok. Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi gelar konfrensi press sebelum berangkat menuju Jepang, Sabtu (16/12). Foto: Dok. Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi tampak mengenakan dasi berwarna kuning saat berangkat kunjungan kerja ke Jepang pada Sabtu (16/12) lalu. Hal tersebut menimbulkan tanya, sebab tak biasanya dasi warna itu dikenakan oleh Jokowi dalam acara kenegaraan.
ADVERTISEMENT
Dasi warna kuning itu kerap dikaitkan dengan Partai Golkar. Jokowi sudah buka suara perihal penggunaan dasi kuning tersebut. Dipertegas saat dia meresmikan Jembatan Otista, Kota Bogor, Selasa (19/12).
Jokowi mengaku nyaman dengan Golkar. "Nyaman," kata Jokowi sambil tersenyum. Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang berdiri di sampingnya juga terlihat tersenyum. Bahlil merupakan kader Partai berlambang beringin itu.
Jokowi maju presiden dua periode diusung oleh PDIP. Di 2024, PDIP mengusung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, bersama sejumlah partai lain. Salah satunya yakni Perindo.
Lantas, bagaimana pihak pengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD merespons penggunaan dasi kuning tersebut?
Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Muhammad Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi merespons santai. Menurutnya, hal itu adalah suatu yang biasa saja. Sebab, Jokowi, dinilainya punya instrumen lebih tegas apabila ingin menyatakan sudah tidak lagi bergabung dengan 'merah' alias PDIP.
ADVERTISEMENT
"Itu makanya, itu mempertegas bahwa kita semua berkeluarga," kata TGB dalam program Info A1 di YouTube kumparan, dikutip Minggu (24/12).
Sebelumnya, TGB merespons juga soal banyak partai yang saat ini 'menyebut' nama Jokowi. Salah satunya PAN yang menyatakan bahwa Jokowi adalah keluarga partai tersebut. Dia menilai, Jokowi ingin menunjukkan bahwa semua pihak adalah keluarga.
"Saya pikir Pak Jokowi punya instrumen yang bisa dipakai kalau beliau mau menegaskan itu (bukan lagi PDIP). Kan beliau bisa menyampaikan secara verbal, tapi tidak, itu artinya belum ada itu," ucap politisi Perindo itu.
'Manuver Manusiawi'
Wakil Ketua Umum TPN Ganjar - Mahfud, Tuan Guru Bajang dalam program Info A1 kumparan di kantor kumparan, Jakarta, Kamis (21/12/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Jauh ke belakang, yakni pada 7 November 2022, di HUT ke-8 Perindo Jokowi sempat berkelakar menyebut mungkin giliran Prabowo Subianto yang akan jadi presiden. Sebab, ia sudah dua kali mengalahkan Prabowo di Pilpres.
ADVERTISEMENT
Dalam momen itu, Prabowo tersenyum. Kemudian setahun setelahnya, Prabowo benar maju sebagai capres berpasangan dengan anak sulung Jokowi, yakni Gibran Rakabuming Raka. Golkar ada di barisan pendukung Prabowo.
TGB hadir dalam acara HUT Perindo tersebut. Dia memberikan penilaian atas pernyataan Jokowi itu.
"Yang paling bereaksi adalah Pak Prabowo, tentu dia sangat senang. Menurut saya sih kan gini ya, kita ini berpolitik juga jangan marah-marahan lah Gus, gitu kan," ucapnya.
"Perindo juga menangkap itu bagian Pak Jokowi menyemangati Pak Prabowo, sebagai salah satu putra bangsa yang hampir pasti maju, kan bukan hanya beliau, bahkan diabsen oleh beliau, Pak Mahfud, Pak Sandi pak ini macam-macam, itu menurut saya bagian dari 'nih lapangan sudah luas isi dan berkompetisi dengan sehat'," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, menurut TGB, langkah politik Jokowi masih 'manusiawi'. Dia berupaya netral dan tidak mendukung salah satu paslon, meski ada anaknya yang bertarung di Pilpres 2024.
"Pak Jokowi manuver yang manusiawi menurut saya, beliau punya hak politik dan kita harus menghargai itu, dan saya melihat juga beliau berusaha untuk menegaskan beliau ada di tengah dan kita harus hargai itu," pungkasnya.