Jokowi soal Anies Kritik Demokrasi: Kita Tidak Pernah Lakukan Pembatasan Apa pun

15 Desember 2023 11:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
Presiden Joko Widodo menunjukkan kartu Multi Trip MRT Jakarta edisi ASEAN saat diluncurkan di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Selasa (8/8/2023). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo menunjukkan kartu Multi Trip MRT Jakarta edisi ASEAN saat diluncurkan di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Selasa (8/8/2023). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi kritik yang disampaikan oleh capres nomor urut 01, Anies Baswedan soal demokrasi. Anies beberapa kali menyinggung kondisi demokrasi Indonesia yang menurun saat debat capres.
ADVERTISEMENT
Jokowi menerima masukan itu sebagai evaluasi. Namun, dia menegaskan bahwa pemerintah tidak pernah melakukan pembatasan apa pun terkait dengan proses demokrasi di Indonesia.
"Ya itu sebagai evaluasi. Tetapi yang jelas kita ini kan tidak pernah melakukan pembatasan-pembatasan apa pun, dalam berbicara," kata Jokowi usai meninjau proyek MRT Monas Fase 2A di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (15/12).
Bahkan, Jokowi menjelaskan, dalam proses demokrasi yang berjalan saat ini, ada pihak-pihak yang mengkritik presiden. Namun, tidak pernah dipermasalahkan.
"Dalam berpendapat ada yang maki-maki presiden, ada yang caci maki presiden, ada yang merendahkan presiden, ada yang menjelekkan juga biasa-biasa saja," ujarnya.
"Di patung kuda, di depan istana juga demo juga hampir setiap minggu, setiap hari juga ada. Juga enggak ada masalah," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Anies Baswedan saat debat pertama Calon Presiden Pemilu 2024 di KPU RI, Jakarta, Selasa (12/12/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Capres nomor urut 01 Anies Baswedan menyebut saat ini rakyat tidak percaya dengan proses demokrasi. Hal tersebut disampaikan Anies saat menanggapi pertanyaan panelis tentang demokrasi.
Anies menyebut kepercayaan publik rendah bukan hanya pada parpol, tetapi jauh lebih luas dari itu.
"Saya rasa lebih dari sekadar parpol, rakyat tidak percaya dengan proses demokrasi yang sekarang terjadi," ucap Anies.
Menurut Anies, saat berbicara demokrasi, minimal melibatkan tiga hal. Pertama soal kebebasan berbicara, kedua adanya oposisi yang bebas mengkritik pemerintah dan jadi penyeimbang pemerintah, ketiga adanya proses pemilu yang netral, transparan, jujur, adil.
Anies Baswedan saat debat pertama Calon Presiden Pemilu 2024 di KPU RI, Jakarta, Selasa (12/12/2023). Foto: KPU
"Kalau kita saksikan akhir-akhir ini dua ini mengalami problem. Kita saksikan bagaimana kebebasan berbicara menurun, termasuk kritik parpol. Dan angka demokrasi kita menurun, indeks demokrasi kita," ucap Anies.
ADVERTISEMENT
Bahkan dalam penutup debat, Anies mengungkapkan kata anomin yang sering dipakai warga untuk merujuk pada kondisi Indonesia.
"Wakanda no more, Indonesia forever," pungkas Anies.