Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Jokowi soal Berita Koran Indopos: Sangat Tidak Mendidik
16 Februari 2019 13:54 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
ADVERTISEMENT
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) turut menanggapi artikel berita berjudul 'Ahok Gantikan Ma'ruf Amin?' yang ditulis Koran Indopos. Menurut Jokowi, artikel itu sama sekali tak mendidik.
ADVERTISEMENT
"Sangat tidak mendidik. Sangat tidak mendidik," ucap Jokowi di Istana Merdeka, Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (16/2).
Jokowi menjelaskan tak mungkin ada proses pergantian posisi cawapres dari Ma'ruf Amin ke Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok saat ini. Sebab, kata Jokowi, proses Pilpres 2019 sudah dimulai.
"Tidak mungkinkan. Kita ini baru menuju kepada yang namanya pileg dan pilpres. Jangan diganggu fitnah-fitnah seperti itu," kata dia.
Koran Indopos dilaporkan ke Dewan Pers oleh Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf Amin karena menerbitkan artikel berjudul 'Ahok Gantikan Ma'ruf Amin?'. Artikel yang terbit pada 13 Februari 2019 itu dianggap fitnah dan hanya didasar dari rumor yang berasal dari media sosial.
Pihak Koran Indopos pun mengaku siap memberi klarifikasi ke Dewan Pers. Pemimpin Redaksi Indopos, Juni Armanto, menjelaskan awalnya Koran Indopos berniat ingin memberi konfirmasi bahwa rumor Ma’ruf Amin akan digantikan oleh Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok di media sosial adalah hoaks.
Tim redaksinya pun telah menampilkan infografis rumor itu. Menurut Armanto, pihaknya telah memberikan penjelasan dalam badan berita terkait bantahan dari Ace Hasan dan politikus PDIP Eva Sundari mengenai rumor tersebut.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya diangkat karena sebelumnya sudah viral di medsos grafis itu. Kemudian kita angkat dengan menghubungi pihak TKN melalui Pak Jubir TKN Ace dan membantah. Demikian pula dengan Bu Eva yang juga membantah. Ada pula komentar pengamat yang mengatakan itu masih prematur,” jelasnya kepada kumparan, Jumat (15/2).