Jokowi soal Data di Debat Capres: Sesuai Kementerian, Bukan Karangan

18 Februari 2019 17:13 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres no urut 01 Joko Widodo saat mengikuti Debat Capres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu, (17/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Capres no urut 01 Joko Widodo saat mengikuti Debat Capres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu, (17/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Capres nomor urut 01 Jokowi menyampaikan sejumlah data dalam Debat Capres yang gelar Minggu (17/2) malam. Salah satunya, mengenai impor jagung dan kebakaran hutan dalam beberapa tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Dalam Debat Capres yang digelar di Hotel Sultan itu, Jokowi sebagai petahana mengklaim telah berhasil mengurangi impor jagung. Rinciannya, dari sebelumnya pada 2014 sebanyak 3,5 juta ton menjadi hanya 180 ribu ton.
Menurut Jokowi, kondisi tersebut merupakan langkah yang cukup positif dan sebuah lompatan besar di bidang pangan. Namun, data yang disampaikan Jokowi ini berbeda dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat bahwa impor jagung mencapai 737,22 ribu ton.
Jokowi menegaskan, data yang ia sampaikan benar dan sesuai dengan data dari kementerian.
"Kita ini menyampaikan data dari kementerian, bukan karangan saya sendiri. Ya coba dicek saja. Bisa saja itu kuota, tapi tidak terealisasi," tutur Jokowi di Kabupaten Pandeglang, Banten, Senin (18/2).
Presiden Joko Widodo (tengah) mempraktikkan reaksi menghadapi gempa bumi saat peninjauan Program Tagana Masuk Sekolah dan Kampung Siaga Bencana di SDN Panimbang Jaya 1, Pandeglang, Banten, Senin (18/2/2019). Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Data lain yang disampaikan Jokowi dalam Debat Capres kedua adalah soal kebakaran hutan. Jokowi menegaskan bahwa kebakaran hutan dan kebakaran lahan gambut tidak terjadi dalam tiga tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
"Turun drastis, turun 85 persen lebih. Artinya sekarang kan tidak ada yang namanya pesawat tidak bisa turun, tidak bisa naik seperti dulu. Keluhan-keluhan di provinsi mengenai asap juga tidak ada," mantan Walikota Solo itu melanjutkan.
Hal itu berbeda dengan laporan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), pada 2018 terdapat 3.427 titik api yang berasal dari lahan gambut. Sementara itu, secara keseluruhan total titik api berjumlah 8.617 pada tahun yang sama.
Download aplikasi kumparan di App Store atau di Play Store untuk dapatkan berita terkini dan terlengkap.